Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang "Halving Day", Bitcoin Dinilai Bergerak Lebih Stabil

Kompas.com - 12/02/2024, 19:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan pasar kripto dinilai lebih stabil dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir. Hal ini seiring dengan momentum pemotongan imbalan yang dapat diperoleh penambang Bitcoin atau Bitcoin Halving Day yang kian dekat.

Berdasarkan data Coinmarketcap, harga Bitcoin selama satu bulan terakhir bergerak menguat sekitar 4 persen ke kisaran 48.000 dollar AS atau sekitar Rp 749,37 juta (asumsi kurs Rp 15.612 per dollar AS). Sementara jika dilihat dalam kurun waktu sepekan, harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu menguat sekitar 13 persen.

"Kenaikan ini merupakan salah satu efek positif dalam menuju halving Bitcoin," ujar CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam keterangannya, Senin (12/2/2024).

"Peningkatan ini juga tidak hanya mencerminkan daya tarik dan kepercayaan pelaku pasar terhadap Bitcoin, tetapi juga memberikan harapan positif terkait potensi penurunan pasokan yang akan terjadi akibat halving," sambungnya.

Baca juga: Harga Bitcoin Sentuh Level Rp 761,8 Juta, Tertinggi Dalam Dua Tahun Terakhir

Oscar menilai, saat ini pergerakan harga Bitcoin mengalami perubahan dinamis dan mulai menunjukkan tanda-tanda kematangan. Selain potensi penurunan pasokan, diterbitkannya exchange traded funds (ETF) Bitcoin juga membuat aset kripto terbesar itu dinilai semakin stabil.

"Regulasi mengenai kripto yang semakin tertata di Indonesia maupun global, adanya instrumen derivatif, serta partisipasi institusi semakin signifikan membuat fluktuasi pergerakan harga bitcoin menjadi lebih stabil," tuturnya.

Lebih lanjut Oscar menjelaskan, adanya ETF Bitcoin Spot membuat likuiditas aset digital dengan kode BTC itu semakin luas. Hal ini pada akhirnya berdampak positif terhadap pergerakan Bitcoin ke depan.

Baca juga: SEC Setujui ETF Bitcoin, Indodax: Sinyal Positif bagi Industri Kripto

 


Oscar menyadari, harga Bitcoin sempat ambles ke kisaran 39.718 dollar AS pada pengujung Januari lalu, setelah ETF Bitcoin disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Menurutnya, penurunan itu hanya disebabkan oleh aksi profit taking investor.

"Terutama karena pada tahun 2023 terjadi kenaikan harga Bitcoin sebanyak 2 kali lipat. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan penurunan harga," katanya.

Secara umum, kehadiran ETF diyakini berdampak positif terhadap pasar kripto. Akan tetapi, Oscar menyebutkan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk memperkenalkan ETF Bitcoin Spot.

"Peraturan di Indonesia terkait ETF masih perlu disempurnakan. ETF dapat dibentuk dengan berbagai sistem dan tidak hanya untuk satu komoditas," ucapnya.

Baca juga: Simak, Strategi Investasi Kripto Jelang Halving Day Bitcoin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com