Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kompas.com - 30/04/2024, 12:57 WIB
Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di tengah tingginya gejolak geopolitik dunia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Republik Indonesia (RI) masih terus diandalkan sebagai shock absorber untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional karena memiliki kinerja yang on-track.

Pada triwulan I-2024, sebanyak 22,1 persen dari target pendapatan negara dalam APBN telah tercapai, yaitu sebesar Rp 620,01 triliun (-4,1 persen year over year (yoy)).

Sementara itu, belanja negara pada APBN tercapai 18,4 persen dari pagu atau sebesar Rp 611,9 triliun (18 persen yoy), dengan surplus APBN sebesar Rp 8,1 triliun atau 0,04 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Secara umum, perekonomian Indonesia masih berada pada kondisi positif. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan output manufaktur, surplus neraca perdagangan, inflasi domestik yang terkendali, prospek pertumbuhan jangka pendek yang kuat, dan pasar keuangan yang relatif terjaga.

Per Maret 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih menunjukkan kondisi surplus hingga bulan ke-47, walaupun terdapat tren penurunan. Hal ini merupakan dampak dari pertumbuhan impor yang terus menurun hingga -4,2 persen dan ekspor -12,8 persen.

Baca juga: Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Dari sudut kepabeanan dan cukai, Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Bea Cukai Encep Dudi Ginanjar mengatakan, pendapatan Bea Cukai hingga Maret 2024 mencapai 21,5 persen dari target yaitu Rp 69 triliun.

Meskipun demikian, kata dia, pendapatan tersebut menurun 4,5 persen dibandingkan tahun lalu karena penurunan penerimaan bea masuk dan cukai.

“Penerimaan bea masuk turun akibat penurunan rata-rata tarif efektif turun karena pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA) dan penurunan bea masuk dari komoditas utama, " kata Encep Dudi.

"Sedangkan, penerimaan cukai turun karena penurunan produksi barang kena cukai, terutama hasil tembakau, yang sejalan dengan kebijakan pengendalian konsumsi,” ujar Encep dalam keterangan persnya, Selasa (30/4/2024).

Encep memaparkan bahwa penerimaan bea masuk tercapai 20,6 persen dari target (-3,8 persen yoy) dengan jumlah Rp 11,8 triliun. Adapun penerimaan cukai tercapai 21,5 persen dari target (-6,9 persen yoy) dengan jumlah Rp 53 triliun.

Akan tetapi, lanjut Encep, pada triwulan-I 2024 ini terdapat peningkatan penerimaan bea keluar sebagai dampak positif dari kebijakan pemerintah seperti relaksasi ekspor.

Penerimaan bea keluar ini tercatat sebesar Rp 4,2 triliun atau tercapai 23,7 persen dari target (37 persen yoy).

Baca juga: Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

"Walaupun terdapat perlambatan di bea masuk dan cukai, kami tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai agar APBN dapat terus menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia,” tutur Encep.

“Bea Cukai pun akan terus mengoptimalkan kinerja fasilitasi industri dan pengawasan untuk menjamin stabilitas ekonomi," lanjutnya.

Di samping itu, Encep juga menyampaikan, Bea Cukai telah mengeluarkan insentif kepabeanan sebesar Rp 7,6 triliun.

Dari insentif tersebut, kawasan berikat telah memberikan output nilai ekspor sebesar 22,6 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dan nilai investasi dengan jumlah 912,8 dollar AS.

Pada kinerja pengawasan, Encep mengungkapkan bahwa jumlah penindakan kepabeanan dan cukai meningkat hingga mencapai 7.959 penindakan dan hasil barang penindakan mencapai Rp 2,4 triliun.

Baca juga: Terkait Impor Barang Kiriman, Kemenkeu dan Bea Cukai Terima Kritik dan Masukan dari Masyarakat

"Bea Cukai akan terus berupaya mengoptimalkan perannya dalam APBN, baik di sisi penerimaan, fasilitasi industri, maupun pengawasan. Kami juga berterima kasih atas partisipasi aktif dan kontribusi masyarakat dalam menjaga kinerja baik APBN,” kata Encep.

Dirinya berharap, kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dapat berdampak pada keberlanjutan pembangunan, meski dihadapkan dengan berbagai tantangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com