JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (6/5/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang Garuda yang menguat dalam pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI IHSG berada di zona merah pada level 7.127,66 atau turun 7,05 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.134,72.
Sebanyak 225 saham melaju di zona hijau dan 174 saham di zona merah. Sedangkan 185 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,7 triliun dengan volume 3,3 miliar saham.
Baca juga: IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
Founder WH Project William Hartanto mengatakan, dalam sepekan ini diperkirakan masih menjadi masa di mana IHSG akan melanjutkan pengujian demand zone pada area 7.000 hingga 7.180, jika mampu breakout 7180 maka uptrend kembali.
Secara teknikal, IHSG masih bergerak di area demand zone pada 7.000 sampai 7.180. Potensi penguatan menembus demand zone cukup tinggi, terlihat fase jenuh jual sudah terjadi.
"Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak dalam kecenderungan menguat, pada range 7.085 sampai 7.254," kata William dalam analisisnya.
Bursa Asia hijau dengan kenaikan Shanghai Komposit 1,03 persen atau 31,8 poin ke level 3.136,71, Strait Times 0,3 persen (12 poin) ke level 3.305,02, dan Hang Seng Hong Kong 0,14 persen (26,7 poin) ke posisi 18.502,66.
Baca juga: IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.23 WIB rupiah berada pada level Rp 16.010 per dollar AS.
Rupiah menguat 72 poin atau 0,45 persen dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.082 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, hari ini rupiah berpotensi menguat terhadap dollar AS dengan data pertumbuhan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan di AS untuk bulan April, melambat dibandingkan bulan sebelumnya.