Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Kompas.com - 02/05/2024, 09:43 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (2/5/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat dalam pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.17 WIB, IHSG berada pada level 7.173,2 atau turun 60,8 poin (0,84 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.234,19.

Sebanyak 155 saham melaju di zona hijau dan 255 saham di zona merah. Sedangkan 176 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,4 triliun dengan volume 2,6 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Research Division MNC Sekuritas T. Herditya Wicaksana mengatakan, hari ini IHSG berpotensi mengalami koreksi usai pada penutupan sebelumnya, pergerakannya tertahan oleh MA60.

Dia bilang, saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7,289.

“Tidak menutup kemungkinan IHSG akan terkoreksi terlebih dahulu untuk menguji 7.157-7.221. Support 7.130 - 7.026, resistance 7.298 - 7.377,” kata Herditya dalam analisisnya.

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Strait Times bertambah 0,31 persen (10 poin) ke level 3.302,77, dan Hang Seng Hong Kong 0,86 persen (152,3 poin) ke posisi 17.915,33. Sementara itu, Nikkei turun 0,27 persen (102,3 poin) ke level 38.171,8.

Baca juga: IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.15 WIB rupiah berada pada level Rp 16.214 per dollar AS atau naik 45 poin (0,28 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.259 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelaku pasar masih mencerna pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, dinihari tadi.

Ada dua poin yang bisa kita ambil dari pernyataan Powell yaitu The Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini dan the Fed menunda pemangkasan karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Di satu sisi pernyataan soal tidak ada kenaikan memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko. Tapi di sisi lain, indikasi penundaan, memberikan kekhawatiran di pasar bahwa The Fed bisa tidak melakukannya tahun ini.

"Hasil The Fed ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dollar AS tapi penguatan mungkin tidak banyak. Dari dalam negri, data inflasi bulan April mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3 persen," kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini bisa menguat ke arah Rp 16.200 per dollar AS, dengan potensi resisten ke arah Rp 1.280 per dollar AS hingga Rp 16.300 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com