Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun, Lifting Minyak 2025 Ditargetkan Capai 597.000 Barrel Per Hari

Kompas.com - 29/05/2024, 19:42 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menetapkan target lifting minyak bumi pada 2025 lebih rendah dari 2024. Hal itu seiring dengan realisasi lifting minyak di tahun ini yang masih jauh dari target.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan lifting minyak di 2025 sebesar 597.000 barrel per hari (bopd), lebih rendah dari target lifting minyak di 2024 yang sebesar 635.000 bopd.

Adapun realisasi lifting minyak hingga Maret 2024 tercatat hanya mencapai 567.650 bopd, atau setara 89,4 persen dari target yang ditetapkan pada tahun ini.

Baca juga: Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

"Realisasi lifting minyak bumi sampai dengan Maret 2024 berkisar 567.000 bopd atau mencapai 89,4 persen dari target APBN, sedangkan untuk target 2025, lifting minyak bumi sebesar 597.000 bopd," ujar Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (29/5/2024).

Sementara itu, pemerintah menargetkan lifting gas bumi di 2025 lebih tinggi dari 2024, kendati realisasi lifting gas tahun ini masih jauh dari target yang ditetapkan.

Lifting gas ditargetkan mencapai 1,036 juta barel setara minyak (boepd) pada 2025, lebih tinggi dari target lifting gas di 2024 yang sebanyak 1,033 juta boepd.

Adapun realisasi lifting minyak hingga Maret 2024 tercatat mencapai 885.460 bopd, atau setara 85,7 persen dari target yang ditetapkan pada tahun ini.

"Untuk lifting gas bumi ditargetkan 1,036 juta boepd, hampir sama dari sisi angka, hanya sedikit naik dibandingkan dengan tahun 2024," kata dia.

Dadan menuturkan, dalam upaya menggenjot lifting minyak dan gas (migas) tahun depan, pemerintah pun telah menyiapkan 4 strategi utama.

Pertama, improving existing asset value, yakni melalui peningkatan kegiatan pengembangan, workover, dan well services, serta berupaya untuk melakukan reaktifasi dari sumur-sumur idle (menggangur).

Kedua, melakukan transformasi dari sumber daya menjadi cadangan, dari cadangan menjadi produksi. Hal ini dilakukan melalui proses percepatan Plan of Development (PoD) dan percepatan onstream proyek-proyek hulu migas.

Ketiga, pemanfaatan teknologi terbaru melalui Enchanced Oil Recovery (EOR) dan WaterFlood. Hal ini salah satunya akan dilakikan melalui percepatan proyek EOR yang ada di Lapangan Minas, Riau.

"Serta keempat, kami melakukan berbagai upaya untuk mendorong eksplorasi sehingga terjadinya discovery yang besar, ini dengan meningkatan kegiatan eksplorasi di offshore, di laut dalam dan Indonesia bagian Timur. Saat ini terdapat temuan di layaran dan di Geng North di tahun 2023," tutup Dadan.

Baca juga: Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com