Emiten EBT OASA Catat Kenaikan Pendapatan 121 Persen pada Kuartal I-2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada kuartal I-2024, emiten yang bergerak di sektor EBT, PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) catatkan pendapatan bersih (revenue) sebesar Rp 22,76 miliar, atau meningkat 121 persen dibanding perolehan kuartal pertama tahun lalu Rp 10,2 miliar.

Disisi lain, perseroan juga meraup laba bersih sebesar Rp 1,11 miliar pada kuartal I-2024 atau meningkat dibanding periode sama thaun sebelumnya Rp 766,7 miliar.

Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Umar menjelaskan, sejumlah proyek yang dicanangkan Perseroan tahun lalu kini sudah mulai beroperasi.

“Progress tahun lalu menggembirakan, tapi dengan konsekuensi peningkatan dana-dana operasional serta biaya pengembangan usaha yang menimbulkan beban tambahan keuangan perseroan,” kata Bobby di Jakarta, Rabu (29/5/2024).

 Baca juga: OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Menurut dia, sejumlah proyek industri biomassa yang kini sudah mulai beroperasi, diharapkan akan menambah tebal kocek Perseroan di tahun 2024 dan tahun-tahun berikutnya.

“Pabrik biomassa kami di Pulau Bangka sudah mulai beroperasi. Beberapa pabrik lainnya akan segera dibangun, yakni di Blora dan Banten. Kami berharap, bisnis biomassa akan menjadi salah satu penopang kinerja Perseroan ke depan,” kata Bobby.

Bobby bilang, pihaknya optimistis dalam menghadapi tahun 2024 dan beberapa tahun ke depan melihat kondisi ekonomi Indonesia. Apalagi saat ini banyak pihak tengah gencar mengimplementasikan energi bersih dan prorgam berkelanjutan.

“Saya optimis ekonomi Indonesia akan terus melaju. Kami ini terbilang perusahaan baru yang menjalankan bisnis energi terbarukan. Fokus kami sekarang adalah bisnis biomassa, yang punya prospek bagus,” ungkap Bobby.

Baca juga: Pendapatan Melesat, OASA Balikan Rugi jadi Untung

Sebagai informasi, per 31 Desember 2023 lalu OASA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 44,15 miliar, meningkat dibandingkan periode sebelumnya, Rp 40,8 miliar.

Namun demikian laba bersih yang mengalami penurunan menjadi Rp 2,9 miliar pada 2023 dibanding tahun sebelumnya Rp 5 miliar.