Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahun Tikus Logam, Investasi Ini Diprediksi Bakal Cuan


JAKARTA, KOMPAS.com - Pada tahun 2020 atau tahun Tikus Logam berdasarkan kalendar China, ada dua sektor yang diperkirakan berkinerja baik, yaitu properti dan tambang logam.

Menurut Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, di tahun tikus logam ini, diyakini unsur tanah akan menjadi sangat dominan.

"Tahun 2020 setahun setelah pemilu orang mulai berpikir investasi. Goyangnya investasi di produk asurasi dan reksa dana sedikit banyak membuka angin segara bagi investasi properti," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2020).

Menurutnya, sektor propeti mendapat dukungan dari suku bunga acuan yang turun 100 bsp tahun lalu, dan beberapa pelongaran di kebijakan loan to value (LTV).

Jika tahun lalu ada pemilu dan orang menahan diri berinvestasi di properti, maka berbeda dengan tahun ini, dimana peluang orang mengalihkan investasi ke sektor properti sangat terbuka lebar.

Hans juga menyebut, kasus gagal bayar asuransi Jiwasraya membuat investor akan sangat berhati-hati dengan penawaran fixed rate industri asuransi.

"Melihat kateristik produk dari beberapa perusahaan asuransi yang menawarkan fixed rate lumayan tinggi tetapi melakukan penempatan di investasi saham dan pasar modal yang cenderung berisiko membuka kekawatiran khasus sama terjadi di beberapa perusahaan asuransi," jelasnya.

Industri reksa dana juga terpukul akibat rontoknya lebih dari 35 produk reksa dana dari beberapa manajer investasi di akhir tahun lalu.

Menurut Hans, selama ini investor percaya investasi reksadana berisiko lebih rendah dari pada membeli sendiri saham.

"Investor kami perkirakaan akan memilih investasi yang menjajikan dan perlu waktu untuk memulihkan trauma yang ada," jelasnya.

Menurutnya, siklus sektor properti diperkirakan akan mencapai puncak di tahun 2012-2014 dan sempat berangsur turun, maka dari tahun lalu kami melihat awal periode kenaikan sektor properti yakni ditahun 2020.

"Sementara target top sektor poperti akan terjadi di tahun 2023-2025 dengan awal kenaikan mulai dari 2020," tambahnya.

Selain membeli properti langsung investor juga dapat membeli beberapa saham atau produk turunnnya seperti real estate investment trust (REIT) melalui pasar modal.

Dari sektor logam, ia menyebut sektor dmas, nikel dan timah bisa dijadikan sebagai pilihan investasi.

"Emas memang terbantu akibat naiknya tensi geopolitik di Timur tengah. Emas dan beberapa mata uang kuat dunia sering dianggap aset safe haven ketika terjadi kenaikan risiko pasar global," jelasnya.

Selain masalah perang, kekawatiran resesi ekonomi dunia akibat perang dagang membawa keuntungan bagi emas.

Sedangkan Nikel mendapat angin segar dari kenaikan harga akibat kebijakan Indonesia melarang ekspor Nikel mentah yang mana ini akan mengurangi pasokan dunia.

Selain itu pemerintah China juga mengambil tindakan mengamankan cadangan nikelnya.

"Timah juga kami perkirakan menarik akibat perubahan pada peta kendaraan dunia dimana kendaraan listrik menjadi kebutuhan di masa depan," tambahnya.

Menurut Hans, kebutuahan akan timah bakal meningkat tahun ini karena komoditas nikel dan timah diperlukan untuk komponen pembentukan baterai yang merupakan masa depan energi dunia.

https://money.kompas.com/read/2020/01/25/083100226/tahun-tikus-logam-investasi-ini-diprediksi-bakal-cuan

Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke