Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebih dari 1,1 Juta Pekerja Industri Otomotif Eropa Dirumahkan, Imbas Covid-19

LONDON, KOMPAS.com - Sebanyak lebih dari 1,1 juta pekerja industri otomotif di Eropa terpaksa harus dirumahkan sementara.

Menyebarnya virus corona di penjuru kawasan tersebut memaksa perusahaan-perusahaan otomotif menutup pabrik. Akhirnya, produksi mobil di benua tersebut harus terhenti.

Dikutip dari CNN, Jumat (3/4/2020), Asosiasi Manufaktur Otomotif Eropa menyatakan, penutupan pabrik sejauh ini berdampak langsung pada setidaknya 40 persen dari total pekerja industri otomotif di kawasan Eropa.

Asosiasi tersebut mengungkapkan, penghentian aktivitas di pabrik membuat produksi mobil di kawasan Eropa terpangkas 1,2 juta unit.

"Saat ini, fokus utama adalah mengelola krisis yang langsung dihadapi industri otomotif, yang menyebabkan penghentian (produksi), sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Eric-Mark Huitema, direktur jenderal asosiasi tersebut.

Pabrikan mobil seperti Volkswagen, BMW, Daimler, Honda, Fiat Chrysler, dan Peugeot telah menutup pabrik-pabrik di Italia, Perancis, Jerman, dan Inggris. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut.

Dalam dua tahun terakhir pun industri otomotif mengalami penjualan. Kini, industri tersebut juga terpukul krisis terbesar sejak krisis keuangan global tahun 2008, menurut perusahaan analisis GlobalData.

"Rantai pasok terdampak dan tenaga kerja juga terdampak. (Kondisi) ini menantang untuk memproduksi kendaraan dan komponennya tanpa membahayakan tenaga kerja," ujar Calum McRae, analis di GlobalData.

Asosiasi industri Eropa menyatakan, hampir 14 juta pekerjaan di Eropa bergantung pada sektor otomotif.

Sebanyak 83 persen pemasok industri otomotif Eropa pun mengkhawatirkan gangguan rantai pasok akibat virus corona.

https://money.kompas.com/read/2020/04/03/131300026/lebih-dari-1-1-juta-pekerja-industri-otomotif-eropa-dirumahkan-imbas-covid-19

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke