Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dibayangi Kekhawatiran Harga CPO, ANJT Optimistis Pendapatan Masih Tumbuh di Akhir 2020

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) masih optimistis dengan target pertumbuhan pendapatan di akhir tahun 2020, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2019.

Padahal, ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 berpengaruh pada fluktuasi harga Curde Palm Oil (CPO), yang merupakan core bisnis perseroan.

Direktur Keuangan ANJT Lucas Kurniawan mengatakan, dengan situasi harga CPO yang sangat fluktuatif, perseroan sulit menetapkan target pendapatan di akhir tahun 2020.

Namun, ia optimistis pendapatan masih berpeluang tumbuh, walau tipis.

“Sulit bagi kita untuk menyampaikan target yang akan kami capai sampai tutup tahun 2020 ini. Tapi produksi CPO kami targetkan akan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2019 sehingga apapbila harga terus menerus kondusif seperti sekarang, kami harapkan bisa tetap menjaga kinerja dengan mencatatkan laba atau sedikit lebih baik,” kata Lucas dalam public expose, Senin (23/11/2020).

Lucas menyatakan, dengan kondisi ekonomi yang mulai stabil, harga CPO yang membaik, serta sistem produksi yang mendukung.

Maka pendapatan ANJT yang mana didominasi 98,6 persen dari penjualan CPO diharapkan bisa sedikit lebih baik di akhir tahun 2020 dibandingkan akhir tahun lalu.

“(Kalau) tidak ada faktor x lainnya, sebagai contoh merebaknya lagi Covid-19 yang mengakibatkan negara-negara importir CPO seperti India dan China mendadak stop pembelian CPO kami harapkan untuk tahun ini bisa mencatat sedikit lebih baik untuk target produksi dibanding tahun lalu,” tambah dia.

Lucas mengatakan ada tiga faktor yang perlu dicermati pada tahun 2021.

Pertama, faktor cuaca dimana cuaca basah akan terus berpotensi terjadi sampai dengan tahun 2021.

Beberapa analis mengatakan hal tersebut akan mendukung pergerakan harga CPO yang lebih baik karena faktor cuaca Lanina disini mengakibatkan faktor cuaca kering di wilayah AS bagian selatan.

“Kondisi tersebut akan mengganggu penanaman kedelai di AS yang berkontribusi dalam produksi minyak kedelai yang merupakan pesaing minyak sawit,” ujar dia.

Faktor kedua, pergerakan harga minyak bumi yang saat ini berada di kisaran 40 dollar AS sampai dengan 42 dollar AS per barel.

Jika harga CPO lebih tinggi daripada harga minyak bumi, maka pemerintah Indonesia dengan program Biodiesel harus memberikan subsidi yang lebih besar lagi yang didanai dari pungutan pajak ekspor.

“Saat ini pungutan pajak ekspor sekitar 55 dollar AS dan yang menjadi kekhawatiran adalah rumor terkait dengan wacana kenaikan pungutan pajak ekspor sampai dengan 120 dollar AS, jadi hal tersebut harus kita perhatikan,” ungkap dia.

Terakhir adalah faktor kekeringan berkepanjangan di tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 yang mendorong petani sawit menghentikan atau mengurangi program pemupukan.

Sehingga di tahun 2021, masalah pemulihan produksi masih menjadi perhatian.

Sementara itu, terkait dengan lini bisnis lainnya seperti sagu dan edamame, Direktur Utama Austindo Nusantara Jaya Istini T Siddharta menargetkan produksi sagu di tahun 2021 tiga kali lipat dari tahun ini.

Sementara produksi edamame ditargetkan tumbuh dua kali lipat dari tahun ini.

“Kalau untuk sagu tahun depan kita bisa menargetkan produksinya bisa 3 kali lipat dari apa yang terjadi di tahun ini. Untuk edamame, tahun depan kita targetkan bisa 2 kali lipat dari tahun ini,” kata Istini.

Istini menjelaskan, tahun ini perseroan berencana untuk meningkatkan produksi sagu dan juga edamame.

Namun kondisi pandemi Covid-19 membuat rencana tersebut tertunda.

Ekspor sagu ke luar negeri mengalami hambatan, sementara itu untuk edamame mengalami kendala dari mesin pengolahan yang terlambat, namun tahun ini perseoran menargetkan ekspor edamame dilakukan.

https://money.kompas.com/read/2020/11/23/184653226/dibayangi-kekhawatiran-harga-cpo-anjt-optimistis-pendapatan-masih-tumbuh-di

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke