Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lakukan Pencadangan, Laba BRI Merosot Jadi Rp 18,66 Triliun Sepanjang 2020

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 18,66 triliun sepanjang 2020.

Dibandingkan dengan tahun 2019, laba merosot 45,70 persen dari Rp 34,37 triliun.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, penurunan laba terjadi karena bank memupuk pencadangan untuk meminimalisir risiko kredit.

Dia tak memungkiri, perseroan sempat tidak membukukan laba sama sekali selama 1 bulan karena harus melaksanakan restrukturisasi.

"(Laba) dibanding tahu lalu ada penurunan. Ada 1 bulan enggak ambil laba sama sekali karena kita restrukturisasi dan lainnya. Ketika tren restrukturisasi menurun, laba jadi tumbuh 14,02 persen," kata Sunarso dalam paparan kinerja perseroan secara virtual, Jumat (29/1/2021).

Sementara dari aspek perkreditan, bank bersandi saham BBRI ini mampu menyalurkan kredit sebesar Rp 938,37 triliun.

Kredit ini tumbuh sebesar 3,89 persen dari Rp 903,2 triliun pada tahun sebelumnya.

Sunarso menyebut, penyokong pertumbuhan kredit berasal dari segmen mikro, kecil, dan menengah.

Tercatat kredit mikro tumbuh 14,18 persen dan kredit kecil menengah tumbuh 3,88 persen.

"Komposisi kredit BRI juga meningkat sehingga pada tahun 2020, porsi UMKM meningkat jadi 82,13 persen," sebut Sunarso.

Lebih lanjut, pertumbuhan kredit terjaga dan sehat dengan catatan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) di bawah 3 persen, yakni 2,99 persen.

Lalu, NPL coverage di level 237,73 persen.

Dibanding kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh lebih besar dengan kenaikan 9,78 persen (yoy) hingga mencapai Rp 1.121,1 triliun.

CASA mendominasi portofolio simpanan BRI dengan porsi mencapai 59,67 persen atau Rp 668,93 triliun.

"Rasio likuiditas CAR 21,17 persen sehingga mampu menyediakan ruang untuk tumbuh maupun memberikan dividen kepada para pemegang saham," pungkas Sunarso.

https://money.kompas.com/read/2021/01/29/104310626/lakukan-pencadangan-laba-bri-merosot-jadi-rp-1866-triliun-sepanjang-2020

Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke