Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN BAHASA KOMPASIANA] Bahasa Ibu "Terjebak" dalam Gengsi | Anak Lebih Fasih Berbahasa Inggris | Kaidah-kaidah Penulisan Dialog

KOMPASIANA---Ancaman atas penggunaan bahasa ibu atau bahasa asli tampaknya semakin nyata adanya setiap hari.

Bukan hanya itu, tapi setiap kali sebuah bahasa itu hilang maka akan membawa turunannya: warisan budaya dan intelektual.

Menurut data Unesco setidaknya 43 persen dari sekitar 6.000 bahasa yang digunakan di dunia terancam punah.

Mengapa ini bisa terjadi? Apakah karena sudah gengsi menggunakan bahasa asli dalam berkomunikasi sehari-hari?

1. Tergerus Zaman, Mungkinkah Bahasa Ibu "Terjebak" dalam Gengsi?

Dewasa ini bahasa asli atau bahasa ibu mulai tergerus zaman. Bisa karena sudah berpindahnya lokasi pengguna bahasa tersebut hingga tataran nilai terhadap pilihan sang penutur dengan menggunakan bahasa asing.

Menurut Kompasianer Zaldy Chan dalam banyak kasus jika ada ungkapan yang dilontarkan dengan bahasa daerah acapkali mengundang tawa --alih-alih mengundang tanya tentang maknanya.

"Secara tak sadar, saat ini terbangun sikap rendah diri (inferior) jika menggunakan bahasa daerah sendiri," tulis Kompasianer Zaldy Chan.

Bila penutur itu tinggal orang-orang tua saja, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa kuat menggunakan dan mempertahankan hal itu dalam keseharian? (Baca selengkapnya)

2. Ketika Anak Lebih Fasih Berbahasa Inggris

Kompasianer Mom Abel berbagi pengalamannya tentang anaknya yang begitu fasih menggunakan bahasa Inggris daripada dirinya.

Bahkan sejak berusia 2 tahun anaknya lebih menyukai bahasa Inggris. Bisa jadi, tulisnya, faktor tontonan televisi karena kami memberi tontonan tv kabel berbahasa Inggris untuk saluran anak-anak.

"Sebagai ibu, saya tak terlalu khawatir nantinya dia tidak bisa berbahasa Indonesia. Saya punya keyakinan sendiri, ini hanya masalah waktu," lanjutnya.

Namun, Kompasianer Mom Abel yakin ini hanya masalah waktu. Memang tidak mudah karena mesti kerja ekstra untuk membangun kepercayaan dirinya. (Baca selengkapnya)

3. Mengenal 4 Kaidah Penulisan Dialog

Dialog dalam novel itu penting sekali dan perannya amat vital.

Menurut Kompasianer Khrisna Pabichara, dialog dalam novel selain memperkuat intensi cerita, dapat mempertajam konflik dan memperkuat karakter tokoh.

Pertama, penggunaan tanda baca dalam dialog. Setiap dialog mesti diapit oleh tanda petik. Huruf pertama dalam dialog menggunakan huruf kapital dan rapat dengan tanda petik.

Sebagai contoh Kompasianer Khrisna Pabichara memberikan 2 kalimat penggunaan tanda baca dalam dialog untuk melihat mana yang keliru dan tepat:

  • Rahmat berkata, “ Aku sudah tahu di mana hatimu jatuh.” (Keliru)
  • Rahmat berkata, “Aku sudah tahu di mana hatimu jatuh.” (Tepat)

Untuk tiga kaidah lainnya bisa baca selengkapnya di sini. 

***

Jika tertarik membaca ulasan maupun konten-konten terkait kebahasaan, silakan kunjungi subkategori Kompasiana: Humaniora - Bahasa.

https://money.kompas.com/read/2021/03/31/101000026/-tren-bahasa-kompasiana-bahasa-ibu-terjebak-dalam-gengsi-anak-lebih-fasih

Terkini Lainnya

Penerbangan Haji Perdana di Aceh Hari Ini, Kemenhub Lakukan Inspeksi

Penerbangan Haji Perdana di Aceh Hari Ini, Kemenhub Lakukan Inspeksi

Whats New
IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

Whats New
Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Whats New
Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Whats New
Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Whats New
Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Whats New
OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Whats New
Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Whats New
Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Whats New
BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

Whats New
Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Work Smart
Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke