Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Melihat Tantangan yang Dialami Perempuan Berkarier

KOMPASIANA---Pernah membayangkan bagaimana seorang perempuan membagi peran sebagai wanita karier, istri, dan ibu?

Tidak mudah, memang, tapi tidak banyak juga perempuan yang bisa berkesempatan berkarier dari apa yang dia inginkan.

Meski saat ini begitu banyak profesi yang bisa dilakoni oleh perempuan tentu harapannya berbanding lurus dengan keterbukaan peluang untuk dirinya berkarya di ruang publik.

Pasalnya jika perempuan memiliki profesi yang diimpikannya itu, maka perempuan dapat memiliki akses terhadap sumber ekonomi.

Adakah tantangan maupun kendala yang perempuan dapatkan ketika memutuskan ingin berkarier?

1. Alasan Perempuan di Desa Memilih Tandur sebagai Profesi

Kompasianer Sri Rohmatiah pernah mengalami culture shock ketika kini kembali ke Desa, setelah lama tidak tinggal di sana.

Setelah menikah, saya harus tinggal di desa untuk selamanya. Ada banyak pemandangan baru yang begitu terkesan," tulisnya.

Ada anak-anak pergi ke sekolah dengan naik sepeda, lalu lanjutnya, masih pagi buta para ibu pergi ke sawah.

Setiap penduduk di desa memiliki tugas komunal tertentu. Ada yang mengajar, mengurus toko sayur, kelontong, berdagang, tetapi mayoritas mengurus sawah.

"Yang menjadi perhatian saya adalah mereka yang bekerja di sawah. Kita setiap hari makan nasi, tetapi tidak tahu bahwa yang menanam padi adalah perempuan-perempuan desa," tulis Kompasianer Sri Rohmatiah.

Bukan petani seperti yang suami Kompasianer Sri Rohmatiah. Di Desan tempatnya itu, petani hanya memiliki lahan dan mempekerjakan kaum perempuan untuk menanam, merawat bahkan hingga panen. (Baca selengkapnya)

2. Bukan Pekerjaan Impian, tetapi yang Terbaik

Ada 2 hal yang membuat Kompasianer Hennie Triana sempat berkeingian untuk bekerja di dunia perbankan: gajinya relatif tinggi dan mereka terlihat selalu rapi.

Meski sewaktu kecil juga sempat mengidamkan kuliah di kedokteran atau arsitektur, tapi karena melihat saudara kandungnya yang bekerja di bank, akhirnya Kompasianer Hennie Triana memutuskan kuliah di fakultas ekonomi.

Hampir tidak ada halangan ketika itu, lulus tepat waktu sesuai target namun ketika melamar pekerjaan di Bank Kompasianer Hennie Triana tidak mendapatkan pekerjaan yang diimpikan itu.

"Tidak pernah terpikir sebelumnya, bekerja di maskapai penerbangan asing seperti ini lebih membahagiakan daripada impian yang saya patri di kepala," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Tantangan Perempuan Bekerja di Lingkungan yang Didominasi Pria

Awalnya sekadar pertanyaan dari seorang supir angkutan umum, tapi setelah itu dilanjutkan dengan nasihat-nasihat yang menyudutkan Kompasianer Dewi Puspasari karena pulang terlalu malam.

Menjadi perempuan yang bekerja di lapangan mencari berita, tulis Kompasianer Dewi Puspasari juga tak lepas dari gangguan pria.

Belum lagi ada yang sekadar bersiul atau ingin berkenalan, mengirimkan pesan-pesan aneh, hingga bertindak kurang ajar yang mengarah ke pelecehan.

Tantangan lainnya bekerja di tempat yang didominasi pria adalah ada kalanya disepelekan.

Kaum hawa dinilai lemah, tak mampu bekerja di bawah tekanan, mudah menangis jika dimarahi dan sebagainya," lanjut Kompasianer Dewi Puspasari, menuliskan segala tantangan yang diterima sebagai perempuan pekerja. (Baca selengapnya) 

***

Ingin membaca konten menarik lainnya tentang topik berikut? Silakan ikut Topik Pilihan Kompasiana: Pekerjaan Perempuan.

https://money.kompas.com/read/2021/04/20/070700126/-kurasi-kompasiana-melihat-tantangan-yang-dialami-perempuan-berkarier

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke