Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Mana Hamas Mendapatkan Uang?

KOMPAS.com - Hamas atau Harakat Al-Muqawamah Al-Islamiyah yang memiliki arti gerakan perlawanan adalah salah satu kubu terpenting dalam sejarah perjuangan Palestina.

Tujuan utama berdirinya Hamas yakni kemerdekaan Palestina. Organisasi ini mulai berdiri sejak tahun 1987 atau saat awal perjuangan lewat intifadah melawan aneksasi wilayah Palestina oleh Israel.

Awalnya, Hamas lahir sebagai tandingan kelompok nasionalis Fatah dengan sayap organisasinya, Palestine Liberation Organization (PLO). Kedua organisasi itu sama-sama memperjuangkan kemerdekaan, tetapi dengan cara yang berbeda-beda. 

Hamas juga melaksanakan program kesejahteraan sosial bagi rakyat Palestina, seperti pendidikan dan kesehatan. Bahkan, sejak 2005, ketika Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza, Hamas terlibat dalam proses politik Palestina.

Hamas memenangi pemilihan umum legislatif pada 2006, kemudian menguatkan kendalinya di Gaza serta mendepak rivalnya, gerakan Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.

Lalu, dari mana sumber pendanaan Hamas?

Dikutip dari DW, Selasa (18/5/2021), banyak negara menjadi donatur rutin bagi Hamas. Salah satunya Qatar. Negara Teluk itu merupakan negara pendukung penting bagi keuangan Hamas.

Emir Qatar, Sheik Hamad bin Khalifa al-Thani, adalah pemimpin negara pertama yang mengunjungi pemerintahan Hamas pada tahun 2012.

Menurut laporan, pemimpin Qatar itu mendonasikan dana sebesar 1,8 miliar dollar AS ke Hamas. Hamas juga diketahui mendapatkan dukungan dari Turki selama masa pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Presiden Turki itu dalam beberapa kesempatan menyatakan dukungannya kepada Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas saat ini.

Tak hanya dari negara pendukung, Hamas juga diketahui mendapatkan aliran dana dari organisasi di luar pemerintahan (NGO). Harian Jerman, Der Spiegel, menyebutkan, beberapa lembaga donor Hamas di antaranya diketahui berbasis di Jerman.

Sementara itu, dalam laporan yang dikutip dari Forbes, sumbangan lainnya datang dari Arab Saudi hingga Iran.

Mantan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz pernah ikut menyumbang sebesar 8 juta dollar AS. Kontribusi pemimpin Saudi itu merupakan bagian dari penggalangan dana sebesar 26,7 juta dollar AS untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

Kelola dana kemanusiaan

Sementara dalam kaitannya untuk pembangunan di Palestina, otoritas Palestina yang saat ini dikendalikan Hamas juga mengelola dana kemanusiaan dari sejumlah negara donor.

Menurut Forbes, pada 2008, Uni Eropa menjanjikan dana lebih dari 4 juta dollar AS untuk keperluan bantuan kemanusiaan. Selain itu, dana bantuan kemanusiaan juga datang dari masing-masing negara anggota Uni Eropa yang disalurkan secara langsung.

Jepang pernah menjanjikan dana bantuan Palestina sebesar 10 juta dollar AS, India sebesar 1 juta dollar AS, Norwegia sebesar 4,5 juta dollar AS, dan Australia sebesar 3,5 juta dollar AS.

Tak hanya bantuan berupa uang tunai, beberapa negara dan lembaga donor juga rutin mengirimkan bantuan berupa pasokan obat-obatan medis hingga tenaga kesehatan.

Transfer dari Israel

Namun, yang perlu diketahui, Israel yang jadi musuh Hamas juga rutin mengirimkan dana ke Palestina untuk keperluan roda pemerintahan, seperti pembayaran gaji. 

Dana yang dikirimkan Israel ke otoritas Palestina itu merupakan dana yang disimpan di perbankan Israel yang berasal dari pungutan pajak dan devisa ekspor milik Palestina.

Pada Februari 2019, Israel bahkan sempat menahan transfer uang pajak yang seharusnya dibayarkan ke otoritas Palestina sebesar 138 juta dollar AS.

Sesuai kesepakatan perdamaian beberapa tahun sebelumnya, Israel mengumpulkan pajak atas nama Palestina untuk kemudian ditransfer ke otoritas Palestina.

Namun, sering kali Israel menahan transfer uang pajak kepada otoritas Palestina sebagai bentuk tekanan. Lantaran tidak memiliki mata uang sendiri, dana tersebut ditransfer dalam bentuk mata uang Israel, shekel. 

https://money.kompas.com/read/2021/05/18/151242826/dari-mana-hamas-mendapatkan-uang

Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke