Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akidi Tio, Apriyani Rahayu, dan Greysia Polii

Akidi Tio

Akidi Tio almarhum diberitakan menyumbang dana fantastis sebesar Rp 2 triliun untuk penanggulangan pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan.

Di hari pertama berita muncul, segera saja mengundang kekaguman, rasa hormat dan terharu serta puja puji yang luar biasa dari berbagai pihak.

Di hari hari berikutnya, ketika terkuak bahwa dana yang katanya hendak disumbangkan itu belum juga terlaksana, maka bagai gelombang yang berbalik arah berhamburanlah “caci maki”, sumpah serapah dan minimal memunculkan kebingungan yang mempertanyakan tentang bagaimana hal itu bisa terjadi.

Di sini saya tidak hendak masuk kedalam hiruk pikuk kontroversi fenomena Akidi Tio ini. Saya hanya hendak mengajak melihatnya dari perspektif “Indonesia Maju”, melihat dari sudut pandang “wawasan kebangsaan”.

Tidak memerlukan kepastian tentang kebenaran berita sumbangan sebesar Rp 2 triliun bagi penanggulangan pandemi Covid-19 yang tengah kita hadapi bersama. Akan tetapi berita sumbangan fantastis itu sebenarnya telah membangunkan kesadaran kita semua bahwa dalam menghadapi pandemi Covid-19 kita sebenarnya butuh “kebersamaan”.

Tidak hanya Indonesia , akan tetapi dunia memang tengah berhadapan dengan masalah super sulit yang harus dihadapi bersama-sama. Kita disadarkan tentang betapa kegotongroyongan, dalam hal ini solidaritas antar sesama harus dibangun bila kita hendak cepat menyelesaikan masalah besar pandemi Covid-19 ini.

Dengan situasi dan kondisi seperti yang tengah kita hadapi bersama, kiranya tidak ada pilihan lain bila kita ingin sukses keluar dari kesulitan maka kita harus bersatu padu menghadapinya.

Sekali lagi, berita Akidi Tio menyumbang Rp 2 triliun bagi penanggulangan pandemi Covid-19, terlepas dari benar atau tidak berita itu, akan tetapi pada kenyataannya sudah menjadi “wake up call”.

Sinyal bagi kita semua untuk sadar bahwa dalam menghadapi pandemi Covid-19, kita harus bersatu bersama-sama menghadapinya. Kebersamaan dan gotong royong dalam arti bekerja bersama-sama adalah kunci sukses untuk keluar dari kesulitan ini dan sekaligus kunci sukses menuju Indonesia maju. Tidak tersedia pilihan lain.

Apriyani Rahayu dan Greysia Polii

Apriyani Rahayu dan Greysia Polii, menampilkan dirinya di atas papan mimbar juara 1 Olimpiade Tokyo 2020 untuk cabang bulutangkis ganda putri. Orang Indonesia mana yang tidak turut hanyut terharu bahkan meneteskan air mata menyaksikan 2 putri Indonesia itu.

Mereka berdua berdiri tegak dengan latar belakang iringan lagu Indonesia Raya yang gegap gempita mengantar naiknya sang Merah Putih di tiang juara pertama. Tidak cukup berdiri tegak, kedua putri Indonesia itu mengangkat tangan kanannya memberi hormat ala tentara dengan wajah yang dihiasi air mata mengalir tanda kebahagiaan dan kebanggaan dari hasil jerih payah perjuangannya.

Sebuah adegan hening dari momen kebanggaan sebagai anak bangsa yang mampu tampil di panggung dunia sebagai “Juara”. Indonesia untuk pertama kali meraih gelar juara pertama ganda putri Olimpiade.

Pasangan yang mungkin saja sama sekali tidak diunggulkan sejak awal, akan tetapi tampil membuktikan dirinya sebagai wakil bangsa yang terhormat, bangsa yang bermartabat, bangsa yang mampu meraih prestasi tingkat dunia.

Hari hari berikutnya seperti biasa selalu saja diikuti dengan berita-berita yang beredar tentang berapa dan apa saja yang akan diperoleh mereka berdua sebagai peraih emas olimpiade.

Saya tidak akan mengajak lebih jauh berbicara tentang hal itu, akan tetapi saya hanya ingin merenungkan saja. Merenung bahwa di tengah situasi dan kondisi yang sulit seperti ini, ternyata tetap ada anak bangsa yang dapat memperlihatkan kemampuannya membawa nama harum sang Ibu Pertiwi ke pentas dunia.

Sebuah pembuktian bahwa dimana ada kemauan maka kesuksesan dapat diraih. Sebuah pembuktian bahwa Indonesia memang memiliki potensi yang besar untuk maju asal ada kemauan.

Apriyani Rahayu dan Greysia Polii membuktikannya. Memperlihatkan kepada kita semua sebuah refleksi dari upaya anak bangsa untuk mampu meraih kesuksesan di arena olimpiade yang sarat dengan masalah gengsi, kehormatan dan martabat bangsa.

Demikianlah pada awal bulan Agustus, di tengah Indonesia menyongsong hari kemerdekaannya, Akidi Tio, Apriyani Rahayu dan Greysia Polii telah muncul di permukaan, mengingatkan dan membangunkan kesadaran kita semua.

Akidi Tio menyadarkan tentang arti penting kebersamaan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Apriyani Rahayu dan Greysia Polii menunjukkan tentang potensi yang kita miliki bila diiringi dengan nilai nilai etos kerja keras tanpa mengenal menyerah akan dapat mencapai kesuksesan tingkat dunia.

Keduanya membangunkan kita untuk Ayo bekerja bersamasama dan bekerja keras menuju Indonesia Maju!

Tidak perlu pula terlalu gusar dan berlarut dalam kehebohan dan keanehan dari pemberitaan Akidi Tio yang masih membingungkan tentang kejelasan berita yang sebenarnya.

Ada pameo yang cukup populer mengatakan bahwa “Apasih yang tidak bisa terjadi di Indonesia?” dan atau “ Semua yang tidak mungkin bisa saja terjadi di Indonesia” .

Pameo yang merupakan gurauan sinis belaka namun sering kali mewakili juga aneka peristiwa aneh di negeri ini.

Menghadapi 17 Agustus 2021, mari kita tinggalkan itu semua, Ayo Maju Indonesia, Ayo Maju menuju Indonesia Maju!

https://money.kompas.com/read/2021/08/04/150800626/akidi-tio-apriyani-rahayu-dan-greysia-polii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke