Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menengok Keadaan Mal di Jakarta, Banyak "Tenant" yang Tutup akibat Pandemi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mal adalah salah satu sektor yang terdampak pandemi. Banyak tenant yang terlihat tutup sehingga membuat keadaan mal menjadi tampak sepi.

Mal-mal besar yang salah satunya seperti Mal Pulogadung Trade Center (PTC) terasa senyap saat Kompas.com mencoba mengunjungi mal yang terletak di Jalan Raya Bekasi Cakung, Jakarta Timur, beberapa minggu yang lalu.

Pun dengan mal Plaza Semanggi. Saat Kompas.com mencoba untuk mengunjungi mal tersebut, keadaan mal yang biasanya ramai dikunjungi oleh para mahasiswa yang berasal dari kampus sebelahnya, Universitas Atmajaya, terlihat tak seperti biasanya.

Sepanjang lantai Ground Floor (GF) mal Plaza Semanggi, puluhan tenant terlihat tutup. Belum lagi di lantai lain seperti Under Ground (UG) hingga lantai khusus Food Court.

Hanya rolling door yang bertulisan "Disewakan" dan beberapa tenant yang buka yang bisa dinikmati sepanjang mata memandang.

Ani, salah satu penjual baju yang memiliki nama toko Groovy, mengatakan, keadaan seperti itu sudah berlangsung lama, sejak munculnya pandemi.

Dia mengaku, memang sebelum pandemi ada beberapa tenant yang tutup lantaran mal tersebut mau masuk tahap perbaikan. Namun, ditambah munculnya pandemi, semakin banyak tenant yang memilih untuk menutup toko lantaran tidak mampu membayar biaya sewa.

"Dulu sebelum pandemi ada memang beberapa toko yang sudah tutup karena katanya mal mau diperbaiki. Tapi pas pandemi, kalau enggak salah Maret dan ada aturan yang mal dilarang buka itu kan kita enggak punya pemasukan, jadi memilih toko ditutup ya makin menjadi-menjadilah keadaannya," ujar Ani kepada Kompas.com, saat dijumpai, Kamis (27/1/2022) yang lalu.

Ani menuturkan, jumlah tenant yang buka saat ini di Plaza Semanggi hanya mencapai 20 persen dari hari biasanya.

Selain itu, Ani mengaku bisnisnya ikut terdampak semenjak adanya pandemi.

Dia menyebutkan lebih dari 60 persen bisnisnya merosot lantaran minimnya pembeli. "Yah jauh bangetlah kemarin. Bahkan sering sehari itu enggak ada penjualan sama sekali," kata Ani.

Hal yang sama juga dirasakan Devi penjual pakaian second. Devi mengaku, bisnisnya merosot 60-70 persen dari biasanya.

Untungnya, dia tidak memiliki karyawan untuk dipekerjakan sehingga tidak memiliki pengeluaran, kecuali hanya biaya sewa tenant.

"Kan kalau yang lain taruhlah pakai pegawai, itu kan bayar lagi, bayar gaji mereka. Tapi karena aku memang enggak punya karyawan, jadi enggak ada pengeluaran selain biaya sewa," kata dia.

Sementara itu, Corporate PR & Reputation Management PT Lippo Malls Indonesia Nidia N. Ichsan mengakui sebelum pandemi muncul, tenant-tenant di mal tersebut sudah ada yang tutup lantaran adanya rencana Lippo Malls untuk melakukan renovasi. Munculnya pandemi pun mengakibatkan jumlah tenant yang menutup bisnisnya semakin banyak.

"Jadi memang sebelum pandemi, sudah ada beberapa tenant yang tutup ditambah pandemi jumlahnya pun meningkat. Jadi yang perlu diketahui penutupan tenant bukan seolah-olah karena pandemi saja, tapi sebelum pandemi pun memang sudah ada yang tutup," ujar dia.

"Perlu diketahui juga kami memang ada rencana untuk merenovasi dan melakukan reconcept yang tentunya akan berdampak kepada perubahan tenant mix dan juga memperluas market yang sudah ada saat ini, dimana target market pusat belanja saat ini juga mengalami perubahan yang sangat dinamis," sambung Nidia.

Nidia menjelaskan untuk merenovasi mal tersebut pihaknya pun telah melakukan lease back atau mengambil alih sewa lebih dari 300 tenant yang menyewa jangka panjang (long lease). Hingga saat ini proses lease back sebanyak 80 persen telah selesai dilakukan.

Dia menilai, lease back penting dilakukan agar pihaknya bisa melakukan reconcept dan juga menerovasi mal Plaza Semanggi menjadi pusat perbelanjaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

"Ada beberapa yang kami ubah desainnya, dengan menyedikan lebih banyak konsep outdoor-nya. Selain itu lease back juga kami lakukan selain untuk membantu para long leas tenant yang kebanyakan adalah UMKM yang sudah tidak mampu lagi melanjutkan bisnis, juga sebagai langkah The Plaza Semanggi dalam memperbaharui tenant mix yang ada saat ini," papar Nidia.

Nidia menambahkan, renovasi mal direncanakan dimulai paling cepat dalam tahun ini dan rencana akan selesai pada tahun 2024.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, adanya pusat perbelanjaan saat ini yang mengalami sepi pengunjung disebabkan oleh beberapa faktor utama bukan hanya sekadar faktor pandemi.

Menurutnya, pandemi hanyalah faktor pemicu ataupun faktor pendorong yang membuat suatu pusat perbelanjaan mengalami sepi pengunjung.

"Faktor utama sebenarnya yang terjadi sejak sebelum pandemi adalah bahwa fungsi pusat perbelanjaan bukan lagi hanya fungsi sekadar tempat belanja. Pusat perbelanjaan yang masih mempertahankan fungsinya hanya sebagai tempat belanja maka akan berhadapan langsung dengan e-commerce," ujar Alphonzus.

Keadaan tersebut lah menurut Alphonzus yang membuat keadaan menjadi semakin berat ketika berada dalam kondisi pandemi akibat beberapa faktor seperti Work Form Home (WFH) hingga pembelajaran jarak jauh.

"Efeknya adalah daya beli kelas menengah bawa yang masih belum pulih, masih diberlakukannya berbagai pembatasan dan lain sebagainya," kata Alphonzus.

https://money.kompas.com/read/2022/02/03/074500826/menengok-keadaan-mal-di-jakarta-banyak-tenant-yang-tutup-akibat-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke