Mengutip Bloomberg, harga minyak berjangka West Texas Intermediate menetap di 88,48 dollar AS per barrel atau naik 0,6 persen. Sementara itu Brent naik 1 persen menjadi menetap pada level 94,5 dollar AS per barrel.
Optimisme muncul setalah salah satu kota di China, Chengdu yang mulai melonggarkan pembatasan Covid-19 secara bertahap. Hal ini meningkatkan optimisme prospek permintaan salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia.
Di sisi lain, kenaikan harga juga didukung oleh pertimbangan Presiden AS Joe Biden untuk kembali mengisi Cadangan Minyak Strategis apabila harga minyak dunia mengalami penurunan di bawah level 80 dollar AS per barrel.
“Saya pikir kita melihat kebangkitan kembali untuk sisa tahun ini. Kami terus melihat potensi pasar minyak yang kekurangan pasokan memasuki musim gugur dan musim dingin,” kata Rob Thummel, manajer portofolio di Tortoise Capital Advisors, yang mengelola sekitar 8 miliar dollar AS aset terkait energi.
Badan Energi Internasional mengatakan, pihaknya melihat konsumsi minyak global meningkat tahun ini sekitar 110.000 barrel per hari, atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Sebagai informasi, harga minyak mencapai level terendah sejak Januari hingga awal bulan ini karena para pedagang khawatir dengan perlambatan global, kebijakan moneter yang lebih ketat, dan permintaan energi yang lebih rendah.
Pada hari Selasa kemarin, inflasi AS yang dirilis lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini mendorong keyakinan investor bahwa akan ada kenaikan suku bunga yang lebih tajam. Potensi pengetatan lebih lanjut juga mendorong prospek pertumbuhan yang lebih lambat. Di sisi lain, pasar komoditas berjuang di tengah likuiditas yang lebih rendah.
https://money.kompas.com/read/2022/09/15/082000026/lockdown-di-china-mulai-dilonggarkan-harga-minyak-mentah-dunia-mulai-naik