Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dibayangi Ancaman Resesi China, Harga Minyak Dunia Flat

Dikutip dari CNBC, harga minyak berjangka Brent naik 14 sen atau 0,15 persen menjadi 91,75 dollar AS per barrel, atau setelah anjlok pekan lalu 6,4 persen. Sementara itu, West Texas Intermediate cenderung datar dengan penurunan tipis 0,06 persen atau 5 sen menjadi 85,56 dollar AS per barrel setelah penurunan 7,6 persen pekan lalu.

Vandana Hari, analis energi di Vanda Insights, mengatakan, China menerapkan kebijakan moneter yang longgar, di tengah kekhawatiran inflasi yang tinggi serta biaya energi, yang dinilai bisa menyeret ekonomi global ke dalam jurang resesi.

“Penurunan harga minyak dunia 3-4 persen pada penutupan hari Jumat pekan lalu mendorong banyak investor masuk. Tapi, momentum tersebut cukup lemah dan volume perdagangannya juga tipis,” kata Vandana.

Sementara itu, Bank sentral China menggulirkan pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah dan mempertahankan suku bunganya di level 2,75 persen. Administrasi Energi Nasional menyebutkan, Beijing juga tengah meningkatkan kapasitas pasokan energi domestik dan meningkatkan pengendalian risiko pada komoditas utama, termasuk batu bara, minyak, gas, dan listrik.

Data perdagangan dan ekonomi China, termasuk PDB kuartal ketiga dan data aktivitas September, akan dirilis pada 18 Oktober. Diperkirakan pertumbuhan PDB kuartal ketiga akan rebound dari kuartal sebelumnya. Namun, ancaman di tahun 2022 sebagai kinerja terburuk China dalam hampir setengah abad masih membayangi.

Sementara itu, dollar AS masih bergerak cukup kuat, dan The Fed masih merencanakan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk membantu menahan kenaikan harga.

“Inflasi telah menjadi 'merusak' dan sulit untuk ditahan, menjamin kelanjutan kenaikan suku bunga yang lebih besar,” kata Presiden The Fed St. Louis James Bullard.

Pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath mengatakan, inflasi di Amerika Serikat tetap tinggi dan pertumbuhan di negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan melemah menjadi 0,5 persen.

Di sisi lain, pasokan minyak kemungkinan akan tetap ketat setelah negara pengekspor minyak atau OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barrel per hari yang dinilai menyulut konflik antara Arab Saudi dan AS.

https://money.kompas.com/read/2022/10/18/072800626/dibayangi-ancaman-resesi-china-harga-minyak-dunia-flat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke