Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Umumkan Suku Bunga Acuan Siang Ini, Begini Prediksi Ekonom

Berbagai pihak memprediksi bank sentral Indoneisa ini akan kembali menaikkan suku bunga acuannya di bulan ini.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah memprediksi BI akan menaikkan suku bunga acuan dengan mempertimbangkan dua hal.

Pertama, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun nanti. Hal ini akan membuat selisih suku bunga acuan The Fed dan BI semakin menipis.

Selama 2022, The Fed telah lima kali menaikkan suku bunga acuannya dengan total 300 basis poin (bps) menjadi 3-3,25 persen. Sedangkan BI baru naik 75 bps menjadi 4,25 persen. Dengan demikian, selisih suku bunga acuan BI dengan The Fed kini hanya 100 bps.

Kedua, selisih suku bunga acuan BI dengan The Fed Fund semakin tipis membuat aliran modal asing banyak keluar di Indonesia sehingga membuat nilai tukar rupiah melemah.

"Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut saya meyakini BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini setidaknya 25 bps," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Kenaikan suku bunga acuan BI tidak hanya untuk menjaga aliran modal asing tetap di Indonesia, tetapi juga berfungsi untuk menekan inflasi nasional yang saat ini mengalami kenaikan sejak harga BBM subsidi dinaikkan.

"Kenaikan suku bunga itu selain untuk menjaga aliran modal asing dan memperkuat rupiah juga untuk menjaga inflasi," kata Piter.

Jaga stabilitas rupiah

Sementara itu, Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, BI memiliki urgensi untuk menaikkan suku bunga acuan di bulan ini lantaran nilai tukar rupiah saat ini masih melemah terhadap dollar AS.

Menurut Ariston, perlemahan rupiah masih berpeluang terjadi ke depannya karena faktor-faktor penekan rupiah seperti kenaikan suku bunga acuan AS yang masih agresif dan potensi resesi yang memicu pasar mengalihkan asetnya ke aset yang lebih aman masih belum hilang.

"Jadi dalam jangka pendek, dari sisi moneter, BI perlu menaikan suku bunga acuannya, sambil berusaha mengendalikan inflasi dalam negeri agar turun ke area target," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Oktober 2022.

Ekonom dari LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, sebab BI perlu menaikkan suku bunga acuannya agar dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang masih berpotensi untuk melemah.

Pasalnya, meskipun BI telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, derasnya arus modal keluar menyebabkan pelemahan Rupiah menjadi Rp 15.485 pada pertengahan Oktober 2022.

Untuk itu, sebagai langkah preventif mengantisipasi potensi aliran modal keluar tambahan akibat kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed bulan depan, BI perlu menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen pada bulan ini.

"BI perlu tetap berada selangkah lebih depan dengan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 bps untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah potensi aliran modal keluar tambahan dari kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

Sikap selangkah lebih depan ini, kata dia, diharapkan dapat meredam dampak ketidakpastian eksternal pada pasar keuangan dan valuta asing domestik.

Pada saat yang sama, pemerintah Indonesia dapat melakukan langkah-langkah untuk menjaga momentum pemulihan permintaan dan optimisme sektor riil terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.

https://money.kompas.com/read/2022/10/20/090000826/bi-umumkan-suku-bunga-acuan-siang-ini-begini-prediksi-ekonom

Terkini Lainnya

Proyeksi IHSG Hari Ini 26 Juni 2024 dan Rekomendasi Sahamnya

Proyeksi IHSG Hari Ini 26 Juni 2024 dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
IHSG Menguat di Awal Perdagangan 26 Juni 2024, Rupiah Justru Terkoreksi

IHSG Menguat di Awal Perdagangan 26 Juni 2024, Rupiah Justru Terkoreksi

Whats New
Kelompok Usia 26-35 Tahun Jadi Pengguna 'Paylater' Terbanyak

Kelompok Usia 26-35 Tahun Jadi Pengguna "Paylater" Terbanyak

Whats New
Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke