Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Yuniarti, Dokter Hewan yang Berinovasi Ciptakan Bumbu Rendang Tahan Setahun Tanpa Pengawet

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun usaha saat ini dituntut untuk memiliki inovasi. Hal ini penting bukan hanya agar produk dilirik pasar, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan yang ada di masyarakat.

Hal tersebut dibuktikan oleh Yuniarti melalui brand Tek Neoni. Setahun belakang, ia mengembangkan produk Dadak Black Rendang.

Produk ini merupakan bumbu rendang siap pakai yang bisa dimakan langsung atau digunakan untuk memasak daging, paru, ayam, sampai tempe.

"Jadi ini bumbu rendang siap masak. Siapa saja bisa masak rendang sekarang, cukup ditambahkan air saja cara masaknya," kata dia saat ditemui di Gebyar IKMA 2022, Jumat (9/12/2022).

Ia mengatakan, saat pandemi Covid-19 melanda tiba-tiba terbetik ide untuk membuat produk ini. Yuniarti sendiri memiliki latar belakang profesi sebagai dokter hewan.

Yuniarti memulai kecintaannya memasak dari wejangan orang tuanya. Dengan ketrampilan memasak, ia percaya akan memperoleh kemudahan di kemudian hari.

"Ibu saya berpesan, anak laki atau perempuan harus bisa masak, wajib. Prinsip beliau, kita enggak tahu ke depan, nasib kalian beda sama mamak. Kalau punya ilmu masak pasti terpakai," cerita dia.

Dulu, ia juga pernah menjual rendang matang, tetapi belum merambah pada dadak randang atau istilah lainnya bumbu rendang yang sudah matang.

Setelah mengikuti sebuah program CSR dari perusahaan, ia mulai melek tentang UMKM, literasi keuangan, dan manajemen keuangan.

"Dari sana dipancing untuk membuat produk kreatf inovatif, kami delapan bulan pendidikan di situ. Saya menang karena saya buat Dadak Black Rendang ini," cerita dia.

Semula, ia hanya membuat rendang karena anaknya suka rendang buatannya. Kemudian, ia juga mulai membuat rendang untuk pesanan orang lain.

"Sering sisa banyak bumbu rendangnya, lalu dari sana ada ide untuk membuat Dadak Black Rendang ini," ujar dia.

Ia melihat, generasi sekarang memiliki kecintaan yang sama terhadap bumbu rendang, tetapi tidak memiliki banyak waktu untuk mengolah rendang.

Dari situ, Yuniarti kemudian memikirkan cara agar orang tetap bisa memasak rendang. Ia percaya, siapa saja bisa masak rendang.

"Juga agar kebudayaan saya tidak hilang, ini bagian dari kebudayaan Minang," ucap dia.

Untuk menghindarkan rendangnya dari bahan pengawet, ia kemudian belajar tentang teknik retort yang memungkinkan makanan awet tanpa pengawet.

Dadak Black Rendang ini diklaim bisa tahan selama 12 bulan dalam suhu ruangan. Dengan begitu rendang ini juga cocok untuk dibawa orang yang gemar pergi ke luar negeri, misalnya jamaah haji atau umroh.

Ke depan, Yuniarti ingin produk Dadak Black Rendang ini dapat masuk pasar ekspor. Ia menargetkan tahun depan, produknya sudah bisa dikirim ke luar negeri.

Lebih lanjut, Yuniarti menjelaskan, sebuah waralaba makanan asal Indonesia pernah memesan Dadak Black Rendang sebanyak 2,7 ton Desember 2021.

"Ternyata untuk topping sandwich, lalu kurang karena omzetnya banyak. Total hampir 3,6 ton sampai Maret 2022 pesannya," jelas dia.

Dari sana ia mulai melihat banyak peluang untuk mengembangkan produk bumbu rendang siap masak ini.

Ia bilang, produknya ini bisa digunakan untuk membuat nasi goreng rendang, rendang tempe, sampai untukk topping sandwich.

Dadak Black Rendang ukuran 120 gram dibanderol Rp 65.000. Ukuran ini bisa digunakan untuk memasak setengah kilo daging.

Sedangkan, untuk ukuran 500 gram dibanderol dengan harga Rp 175.000. Jumlah tersebut bisa digunakan untuk memasak 2 kg daging.

"Kalau untuk masak tempe bisa lebih banyak, karena daya serapnya beda" timpal dia.

Selain itu, ia juga menjual berbagai olahan lain misalnya rendang paru, rendang daging, dan orek tempe yang juaa menggunakan teknik retort untuk membuat produk awet.

Saat ini Dadak Balck Rendang bisa didapatkan di berbagai e-commerce dan ritel modern.

Terakhir, ia menjelaskan produk Dadak Black Rendang berbeda dengan produk usaha lain karena butuh edukasi dan demonstrasi langsung untuk membuat konsumen paham.

https://money.kompas.com/read/2022/12/09/184000326/kisah-yuniarti-dokter-hewan-yang-berinovasi-ciptakan-bumbu-rendang-tahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke