Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengungkapkan, sentimen positif bagi indeks saham acuan BEI ini berasal dari kondisi inflasi global dan nasional yang terjaga. Ini terefleksikan dari sinyal perlambatan kenaikan suku bunga acuan bank sentral, The Federal Reserve (The Fed), atau pun Bank Indonesia (BI).
Dengan kondisi yang lebih kondusif tersebut, Mirae Asset menilai, IHSG sebenarnya sudah mulai stabil menguat sejak awal tahun ini. Tren ini diprediksi berlanjut hingga Februari.
"Secara teknikal, indikator stochastic dan RSI yang masih positif membuat prediksi IHSG akan konsolidasi bullish dengan rentang pergerakan 6.816-7.000 untuk Februari," kata dia, dalam Media Day Mirae Asset, Kamis (9/2/2023).
Adapun pada Januari lalu, IHSG sebenarnya terkoreksi sebesar 0,17 persen. Akan tetapi koreksi tersebut bukan disebabkan sentimen fundamental perekonomian nasional.
Menurut Nafan, koreksi yang dicatatkan IHSG pada Januari disebabkan oleh adanya aksi ambil untung atau profit taking dari investor. Maklum saja, pada tahun lalu indeks saham mencatatkan penguatan sebesar 4,08 persen secara tahunan.
"Investor juga mencermati terkait dengan kebijakan Tiongkok dalam melakukan reopening, sehingga investor melakukan shifting melakukan investasi di bursa Tiongkok karena mengalami low valuation," tuturnya.
Jika dilihat berdasarkan sektornya, indeks sektor teknologi, transportasi dan logistik, serta konsumer non primer mencatatkan kinerja yang paling positif di antara 11 indeks sektoral. Kinerja positif juga dicatatkan oleh sektor material dasar dan kesehatan.
Sementara itu, indeks sektor keuangan dan properti positif, namun dinilai underperform. Lalu, sektor konsumer non primer, industri, infrastruktur, dan energi mencatat kinerja negatif.
"Dari 6 sektor yang masih underperform indeks, sektor yang memiliki potensi terbesar untuk outperform IHSG yaitu keuangan dan barang konsumsi cyclical," ucap Nafan.
https://money.kompas.com/read/2023/02/09/171200226/ihsg-februari-diprediksi-bisa-sentuh-level-7.000