Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penuhi Kebutuhan Pasar Kopi, Mentan SYL Upayakan Tingkatkan Minat Milenial Jadi Petani Kopi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus mendorong dan meningkatkan minat generasi milenial terhadap pertanian, termasuk perkebunan kopi.

Mengapa kopi, sebab komoditas ini memiliki pasar yang luas sehingga termasuk produk terlaris dan dicari di pasar domestik maupun mancanegara.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar kopi dibutuhkan ketersediaan bahan baku. Terkait hal ini, Mentan SYL berharap petani muda terjun langsung menggali potensi dan mengembangkan kopi Indonesia.

Peningkatan minat generasi milenial terhadap perkebunan kopi, salah satunya bertujuan untuk meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri.

“Ini akan terus kami dorong memperkenalkan kopi Indonesia kepada generasi muda. Jadikan konsumsi kopi sebagai tren gaya hidup,” ujar SYL dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (3/3/2023).

Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan mempercepat pengembangan kopi seiring dengan perubahan era digital saat ini.

SYL mengungkapkan bahwa hal tersebut bisa direalisasikan, salah satunya dengan melakukan penguatan kelembagaan dan keterlibatan generasi muda untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah, dan daya saing komoditas perkebunan.

“Kopi terbukti memiliki pasar yang sangat luas, bahkan kopi termasuk produk terlaris dan dicari di pasar domestik maupun mancanegara,” ujarnya.

Menurut data International Coffee Organization (ICO), pada periode 2020-2021, konsumsi kopi Indonesia mencapai rekor terbesarnya dalam satu dekade terakhir, yaitu sebesar 5 juta ton kantong (@konversi kilogram (UK) 60 kg) dan menempatkan Indonesia berada pada peringkat kelima terbesar konsumen kopi dunia.

Jumlah konsumsi kopi Indonesia tersebut meningkat 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kami memprediksi tahun ini (2023), konsumsi (kopi) bisa di atas 400.000 ton. Saat ini Indonesia hanya mengekspor kopi sekitar 49 persen dari produksi nasional sehingga memang lebih dominan menjadi konsumsi domestik,” jelas SYL.

Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan bahwa regenerasi petani sangatlah penting dan butuh perhatian serius.

“(Ini) karena generasi mendatang akan merasakan juga dampak ke depannya. Tentu diharapkan mereka dapat sukses menjadi petani muda berbakat," imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut Andi Nur, Kementan harus segera mendorong minat dan ketertarikan generasi muda untuk mau berkontribusi dan menggeluti bidang perkebunan.

Menurutnya, ketertarikan generasi muda terhadap potensi komoditas perkebunan perlu ditumbuhkembangkan.

"Mari kita kenalkan kepada anak-anak muda potensi keunggulan komoditas perkebunan yang luar biasa ini,” jelas Andi Nur.

Seperti diketahui, dengan didukung dengan kreativitas inovasi dan terobosan baru, generasi muda adalah penerus pengembangan perkebunan.

“Jika tidak mulai sekarang lalu kapan? (Memberikan dukungan terhadap generasi muda) ini perlu dilakukan demi masa mendatang yang lebih baik. Ini juga demi kebaikan mereka di masa mendatang," ucap Andi Nur.

Senada dengan Andi Nur, Founder & CEO PT Garut Indonesian Coffee Bernard Langoday mengamini bahwa regenerasi petani merupakan suatu hal penting untuk dilakukan.

Sebagai dukungan regenerasi, ia telah membangun Brand Kopi dari Timur sejak 2019 dan menyelenggarakan program Wiyata Muda yang terpusat pada pendidikan serta pelatihan anak usia dini.

Bernard menjelaskan, program Wiyata Muda meliputi program sekolah kopi melalui kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) University, petani milenial, dan rumah kopi desa untuk program hilirisasi.

“Wiyata Muda ini diinisiasi melalui program pendampingan yang didukung oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat dan Agromaritim IPB University bersama Desa Sejahtera Astra,” jelasnya.

Program yang bertempat di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut itu telah memiliki legalitas usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kopi Cikajang dan kini beranggotakan empat BUMDes, yaitu Desa Cikandang, Desa Margamulya, Desa Simpang, dan Desa Mekarsari.

“Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesMa) memiliki empat kelompok tani (poktan) dengan 20 anggota per poktan,” imbuh Bernard.

Selain itu, BUMDesMa juga memiliki satu koperasi bernama Sari Buah Kopi dengan total anggota 25 orang, yang sekarang telah berubah menjadi perusahaan bernama PT Garut Indonesian Coffee.

Dukungan dari pemerintah

Bernard menuturkan bahwa pemerintah melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Garut dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Jabar) turut berperan dalam pembangunan ekosistem bisnis kopi.

Dinas Perkebunan, kata dia, telah memberikan pendampingan dan banyak membantu dalam pembangunan ekosistem bisnis kopi, seperti pengadaan bangunan dan mesin olah.

“Terakhir, kami mendapat dukungan rumah pengeringan dan mesin pengolah untuk koperasi,” jelas Bernard.

Tak hanya itu, lanjut dia, pada Agustus 2022, Mentan SYL bersama Dirjenbun Andi Nur Alam Syah serta Eselon I Kementan melakukan kunjungan kerja (kunker) ke lokasi pembibitan Kopi Arabika di Desa Cikandang, Cikajang, Garut.

Ia mengaku, pihaknya sangat mengapresiasi kepedulian Kementan.

Apalagi, Kementan sempat menyerahkan bantuan 100.000 benih kopi jenis Sigararutang. Benih kopi ini pun di tanam Bernard dan kawan-kawan di lahan-lahan yang sudah marjinal sesuai peruntukannya.

"Wiyata Muda ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi dan regenerasi petani kopi Indonesia. Di sini kami menanam kopi karena banyaknya bencana banjir dan longsor di Garut,” imbuhnya.

Terlebih, lanjut dia, kopi juga merupakan tanaman konservasi dan ekonomis, memiliki sifat universal dan gampang diterima semua kalangan.

Ia mengungkapkan, dampak paling signifikan dari program Wiyata Muda adalah hampir semua anak anggota poktan menjadi suka belajar kopi. Dari mereka, bahkan ada yang sudah mengelola kedai kopi dan menjadi roaster.

Selain itu, terdapat outcome indikator dari masyarakat dengan adanya program Wiyata Muda. Begitu pula anggota juga mendapat income produksi, hingga membuat serapan pasar meningkat lebih dari 100 persen dalam dua tahun belakangan. 

"Responsnya cukup bagus, karena selain melibatkan petani, kami pun melibatkan hampir seluruh elemen masyarakat. Mulai dari aparatur desa, Bintara Pembina Desa atau Samudera atau Angkasa (Babinsa), sampai organisasi pemuda (Karang Taruna)," ujarnya.

Tantangan terbesar yang dihadapi

Lebih lanjut Bernard menjelaskan, tantangan terbesar yang dirasakan pihaknya dalam mengembangkan kopi adalah character and mental development.

Hal tersebut, kata dia, terjadi karena kebanyakan peserta Wiyata Muda adalah anak-anak di bawah 21 tahun dan umur milenial (22-39 tahun).

Oleh karenanya, Bernard mengatakan, pihaknya harus benar-benar dapat menyesuaikan gaya bermain sambil belajar dengan keinginan peserta.

"Selain itu, produk yang dijual mulai dari benih kopi, pupuk, green atau roasted beans, teh kaskara, dan kopi celup dengan segmentasi pasar berupa ekspor, kontraktor program, makro atau mikro roastery, hotel, kedai kopi, dan end users," jelasnya.

Untuk promosi atau pemasaran, Bernard mengatakan, penjualan produk kopi dilakukan melalui media sosial (medsos), seperti website, Instagram, WhatsApp, dan Facebook.

Promosi terbanyak, kata dia, dilakukan secara offline, seperti referensi, expo, festival, buyer atau business matched.

Selain gencar promosi, Bernard mengungkapkan bahwa produk kopinya memiliki ciri khas dan strategi tersendiri

“Untuk membedakan Kopi dari Timur kami dengan brand kopi lainnya, kami berorientasi tekno sociopreneur, atau pemanfaatan teknologi digital dan dampak sosial untuk penunjang bisnis,” jelas Bernard.

Kopi dari Timur tidak hanya fokus pada bisnis, lanjut dia, tetapi pada pemenuhan semua aspek pendukung komoditas kopi.

Aspek pendukung yang dimaksud, seperti sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan pelatihan, politik, informasi, serta kualitas, kuantitas, kontinuitas (K3), sampai dengan aspek ekologi dan keberlanjutan.

"Harapan kami cukup sederhana, semoga kelak semua petani kopi di Tanah Air bisa merdeka. Merdeka dari ilmu pengetahuan, merdeka dari pinjaman produksi, merdeka dari politisasi, dan semacamnya," imbuh Bernard.

https://money.kompas.com/read/2023/03/03/134046026/penuhi-kebutuhan-pasar-kopi-mentan-syl-upayakan-tingkatkan-minat-milenial-jadi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke