Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

GOTO Catat Pertumbuhan GTV 33 Persen Sepanjang 2022, Menjadi Rp 613 Triliun

Khusus untuk kuartal IV-2022, GTV mencapai Rp 162 triliun, meningkat 18 persen secara yoy. Dengan membukukan GTV Rp 613 triliun, GOTO meraup pendapatan bruto Rp 22,9 triliun, meningkat 35 persen secara yoy.

Adapun pendapatan bruto terbesar disumbang oleh unit bisnis on-demand services, termasuk layanan Gojek, GoFood dan lain-lain. Pendapatan bruto unit ini mencapai Rp 13,6 triliun meningkat 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan bruto ini disumbang dari GTV Rp 61,6 triliun atau setara dengan take rate 23,1 persen.

Pendapatan bruto terbesar GOTO berikutnya disumbang oleh unit bisnis e-commerce atau Tokopedia yang mencapai Rp 8,6 triliun, meningkat 38 persen secara yoy. Dengan GTV Rp 273,1 triliun, take rate tumbuh menjadi 3,4 persen dari GTV di kuartal IV-2022.

Selanjutnya adalah unit bisnis financial technology di bawah GOTO Financial yang menyumbang pendapatan bruto Rp 1,7 triliun, naik 43 persen secara yoy. GTV pada unit bisnis ini mencapai Rp 360,4 triliun.

Hans Patuwo, Presiden Unit Bisnis Financial Technology GOTO mengatakan, dalam mendorong kinerja perseroan pihaknya lebih ekspansif mengembangkan bisnis goto finansial demi menaikkan take rate lini usaha ini.

Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan menawarkan produk pinjaman, baik ke para pengguna atau konsumen, maupun ke para mitra dan merchant.

“Kami akan fokus mengembangkan bisnis lending karena menjanjikan margin tinggi. Bisnis fintech akan menjadi salah satu pilar utama GOTO dalam meraih adjusted EBITDA Positif,” kata Hans di Jakarta, Senin (20/3/2023).

"Namun untuk GOTO, kenaikan take rate salah satunya disumbang oleh produk baru dan monetisasi bisnis antar platform dalam satu ekosistem," tambah Hans.


Riset analis soal GOTO

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menilai kenaikan take rate yang diberlakukan GOTO tidak akan menurunkan jumlah customer, karena perusahaan kompetitor juga melakukan hal yang sama.

“Ketergantungan masyarakat terhadap layanan GOTO sudah sangat besar sehingga kenaikan komisi tidak akan membuat mereka pindah ke layanan lain,” ujar Farras.

Dia mencontohkan, skema biaya baru untuk official store di Tokopedia tidak akan membuat para merchant kembali berjualan secara konvensional.

“Kenaikan komisi juga diberlakukan di marketplace lain sehingga hal ini semakin dianggap wajar,” ujarnya.

Sementara itu, analis Ciptadana Sekuritas Gani dalam riset terbarunya mengatakan take rate Tokopedia pada tahun ini bisa naik menjadi 4 persen, dibandingkan tahun lalu pada kisaran 3,2 persen.

Gani menilai, hal ini didukung oleh sejumlah langkah monetisasi, seperti kebijakan komisi baru yang berlaku mulai 1 Januari 2023 dan komisi untuk official store yang berlaku mulai Maret 2023.

“Tokopedia dapat mempertahankan pangsa pasar dalam kenaikan tarif ini karena pesaing juga melakukan kenaikan pada tingkat yang sama,” ujar Gani.
Hingga 2022, ekosistem GOTO meliputi 2,7 juta mitra pengemudi, 15,7 juta mitra pedagang, dan 64 juta pengguna bertranskasi tahunan.

GOTO juga mencatat rata-rata 7,5 juta pesanan setiap harinya dengan nilai transaksi bruto Rp 1,6 triliun per hari. Adapun jumlah uang yang berputar di ekosistem GOTO setara 3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional yang mencapai lebih dari Rp 19.000 triliun.

https://money.kompas.com/read/2023/03/20/175751326/goto-catat-pertumbuhan-gtv-33-persen-sepanjang-2022-menjadi-rp-613-triliun

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke