Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Samuel Ray: Tebar Manfaat Lewat Menulis dan "Employer Branding"

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Perjalanan karier tak bisa mudah ditebak. Pasalnya, ada karier yang relevan dengan passion, namun ada pula yang justru melenceng jauh. Namun, hal ini bukan menjadi penghalang bagi kita untuk terus mengembangkan diri dan bermanfaat bagi sekitar.

Samuel Ray, Employer Branding Manager Lazada, dalam siniar Obsesif episode “Adaptasi dan Resiliensi dalam Tim Kerja” dengan tautan akses dik.si/ObsesifSamuel, pun demikian. Ia mencoba menghubungkan passion dan kariernya agar bermanfaat bagi banyak orang.

<iframe style="border-radius:12px" src="https://open.spotify.com/embed/episode/45JYj2MdTtMqhU1VUZ4slS/video?utm_source=generator" width="624" height="351" frameBorder="0" allowfullscreen="" allow="autoplay; clipboard-write; encrypted-media; fullscreen; picture-in-picture" loading="lazy"></iframe>

Menulis dan Membantu Banyak Orang

Perjalanan karier Samuel Ray sebagai konten kreator pun dimulai pada 2018–2019. Saat itu, Instagram belum memiliki konten-konten beragam seperti saat ini. Selain itu, fitur yang ada pun masih terbatas. Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan situasi media sosial tersebut saat ini yang penuh dengan konten.

Namun, Samuel sadar bahwa ia tak mampu membuat konten-konten yang ‘indah’ atau ‘artsy’. Akan tetapi, pria ini mengaku senang berpikir dan mengutarakan pemikirannya. Samuel menambahkan, “Gue punya banyak ide, banyak pemikiran dan kalau di-share itu menarik.”

Samuel mengaku sejak SMA senang menulis. Namun, tulisannya hanya untuk dirinya sendiri dan diunggah di blog dan friendster. Hal ini tentu berbeda dengan perasaannya di masa kini saat menulis.

Tulisannya bahkan membawa dampak kepada para pembacanya. Tak sedikit pula mereka mengungkapkan rasa terima kasih karena telah membantu mereka dalam menyelesaikan masalah.

Ia mengungkapkan, “Satu, dua, yang bener-bener dari hati tuh nulis 'say thank you for being honest, for being who you are'. Itu sih yang bikin gue semangat.”

Kecintaannya menulis pun ia sesuaikan dengan karier yang ia geluti, yaitu HR. Akhirnya, hal ini yang membuat Samuel menulis buku Lagi Probation: Menikmati Perjalanan Mencari Kerja (2020). Dalam bukunya itu, Samuel mengaku ingin menjadi seseorang yang dekat dengan pembacanya.

Jadi, ia berharap bisa berempati terhadap pembacanya yang sedang kesulitan mencari pekerjaan. Pasalnya, ia juga pernah berada di fase itu. Itu sebabnya, tulisan Samuel lebih menitikberatkan kepada pengalaman hingga kesehatan mentalnya.

Pria ini juga menyelipkan obrolannya bersama para petinggi dan rekan kerja HRD serta hal apa saja yang mereka cari dari seorang kandidat.

Bercerita Lewat Employer Branding

Samuel adalah sosok yang telah lama bergelut dalam bidang HR. Namun, salah satu elemen yang menurutnya paling penting karena relevan dengan zaman dan sedang dicoba oleh banyak perusahaan saat ini adalah employer branding.

Bisa dibilang, employer branding adalah ajang bercerita kepada kandidat dan juga rekan kerja. Ada pun tujuan dari employer branding adalah mengelola komunikasi antara perusahaan dan kandidat.

Itu sebabnya, kita kerap melihat konten-konten lingkungan kerja perusahaan atau bisnis di media sosial. Hal ini dilakukan agar menambah ketertarikan para calon pelamar.

“Punya ketertarikan di people, mungkin punya background psikologi dan punya ketertarikan di komunikasi karena dapet dua-duanya. Kita tahu cara building environment yang menyenangkan buat karyawan, tapi juga kita tahu apa yang kita buat internal kita komunikasiin juga ke eksternal,” ungkap Samuel menjelaskan kriteria yang cocok.

Produk dari employer branding ini pun beragam; disesuaikan dengan kreativitas perusahaan. Ada perusahaan yang membuat akun “Life At”, membuat acara beasiswa atau kompetisi hackathon, ada juga yang mengelola program Management Trainee. Produknya macam-macam tergantung kreativitas perusahaan

Dampak dari employer branding pun dapat dibilang positif. Perusahaan akan memiliki nilai plus di mata jobseeker. Pendekatan yang dilakukan pun berbeda dan disesuaikan dengan kandidat yang dicari.

Misalnya, jika perusahaan ingin merekrut banyak fresh graduate, konten-konten yang disajikan pun harus relate dengan apa yang mereka inginkan. Contohnya, lingkungan kerja bertumbuh.

Sementara itu, jika ingin melakukan professional hire, pendekatannya harus lebih mendalam. Mereka tak bisa terpana hanya dengan konten semata. Ada banyak yang mereka pertimbangan, seperti jarak kantor atau benefit.

Lantas, bagaimana pandangan Samuel Ray terhadap resiliensi dalam tim kerja? Apakah hal ini penting? Dengarkan jawaban lengkapnya dalam siniar Obsesif episode “Adaptasi dan Resiliensi dalam Tim Kerja” dengan tautan akses dik.si/ObsesifSamuel di Spotify.

Tak hanya itu, di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker. Jadi, akses sekarang juga siniar dan playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kamu tak terlewat tiap episodenya.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya.

https://money.kompas.com/read/2023/04/18/060000126/samuel-ray--tebar-manfaat-lewat-menulis-dan-employer-branding-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke