Melansir dokumen keterbukaan informasi, obligasi itu menawarkan bunga sebesar 5,15 persen per tahun dan jatuh tempo pada 2028. Pencatatan obligasi akan dilakukan di Singapore Exchange Securities Trading Limited.
"Surat Utang akan diterbitkan oleh Perseroan pada tanggal 27 April 2023 dengan penandatanganan perjanjian Indenture antara Perseroan dan The Bank of New York Mellon selaku trustee," tulis manajemen Pertamina Geothermal, dikutip Jumat (28/4/2023).
Adapun dana bersih yang diterima dari surat utang akan digunakan anak usaha PT Pertamina (Persero) itu untuk melunasi seluruh sisa utang kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jumlah utang tersisa sebesar 400 juta dollar AS.
"Transaksi penerbitan Surat Utang akan memperpanjang profil jatuh tempo utang Perseroan karena dana yang diterima dari penerbitan Surat Utang akan dipergunakan untuk melunasi sebagian utang-utang Perseroan," tulis manajemen.
Lebih lanjut manajemen menyatakan, transaksi penerbitan obligasi akan memperpanjang profil jatuh tempo utang perseroan. Hal ini kemudian diharapkan dapat memberikan keleluasaan kegiatan bisnis perseroan.
"Kita tahu kebutuhan investasi di panas bumi itu cukup mahal, sehingga green bond ini adalah solusi yang cerdas dan layak diapresiasi bagi perusahaan," kata Tim Ahli Menteri Investasi/Kepala BKPM, Anggawira, dalam keterangan yang diterima Kompas.com.
"Jadi saya rasa ini terobosan yang sangat bagus," ucapnya.
Sebagai informasi, Pertamina Geothermal telah mengumumkan rencana penerbitan green bond sejak Februari lalu, bersamaan dengan aksi penawaran saham umum perdana (IPO). Pada saat itu perseroan membidik dan asekitar 600 juta dollar AS hingga 800 juta dollar AS.
https://money.kompas.com/read/2023/04/28/123000426/pertamina-geothermal-terbitkan-green-bond-senilai-rp-5-9-triliun