Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menavigasi Kerangka Rupiah Digital pada Perekonomian

Salah satu yang dilakukan BI adalah menginisiasi penerbitan Mata Uang Digital Bank Sentral Indonesia (CBDC), dengan nama Rupiah Digital. Ini diklaim BI sebagai salah satu bentuk menjaga kedaulatan rupiah di era distrupsi digital yang terjadi.

Langkah ini mendapat sorakan positif, namun tidak sedikit juga yang meragukannya. Pasalnya, “kelahiran” Rupiah Digital di tengah era disrupsi digital saat ini bukanlah perkara sederhana.

Diperlukan desain yang terukur dan tepat agar kehadirannya tidak berdampak kontraproduktif bagi perekonomian nasional.

Menilik manfaatnya, sederhananya adalah Rupiah Digital dapat memudahkan aktivitas transaksi masyarakat karena dapat dilakukan secara digital. Dengan kata lain, ini sebagai komplementer penggunaan mata uang fisik.

Dalam langkahnya, BI rencana akan menerbitkan dua jenis mata uang digital. Rupiah Digital grosir (w-Digital Rupiah) dan Digital Rupiah retail (r-Digital Rupiah).

W-Digital Rupiah memiliki jangkauan akses yang terbatas dan hanya didistribusikan untuk penyelesaian transaksi secara wholesale seperti operasi moneter, transaksi pasar valuta asing dan transaksi pasar uang.

Sementara itu, r-Rupiah Digital terbuka untuk umum dan didistribusikan untuk berbagai transaksi ritel, baik berupa transaksi pembayaran maupun transfer oleh pribadi/perorangan atau pelaku usaha (pedagang dan korporasi).

Nantinya, seluruh model bisnis Rupiah Digital akan dibangun secara terintegrasi dari ujung ke ujung. Ini dilandaskan pada tiga aspek, yakni integrasi, interoperabilitas, dan interkoneksi (3i).

Jika tiga aspek ini berjalan sesuai mestinya, maka Rupiah Digital diharapkan dapat mengisi keterbatasan mata uang yang ada dengan berperan sebagai instrumen inti bagi BI dalam menjalankan mandatnya di era digital.

Memenuhi ekspekstasi fungsi Rupiah digital, BI diharuskan memenuhi beberapa fitur yang diperlukan. Tentu fitur stabilitas dan keamanan menjadi terdepan.

Terutama di tengah wajah muram kasus di pasar crypto yang merugikan masyarakat, stabilitas dan keamanan adalah nilai jual unik CBDC.

Didukung oleh cadangan devisa dan dijamin oleh BI sebagai bank sentral, Rupiah Digital harus memiliki nilai stabil untuk menjaga kepercayaan pasar dan mencegah volatilitas yang berlebihan.

Dari sisi keamanan, segala sesuatu yang berhubungan dengan digital seringkali dianggap rentan terhadap serangan siber dan gangguan teknologi.

Untuk itu, Rupiah Digital harus memiliki fitur keamanan kuat, yang mencakup sistem enkripsi dan protokol yang kuat untuk melindungi transaksi. Ini dapat dirancang dengan, antara lain, memilih teknologi blockchain dan ruang lingkup jaringan yang tepat.

Beberapa studi literatur tentang CBDC menyebutkan kriteria teknologi yang dapat diterapkan untuk CBDC, termasuk izin DLT dengan jaringan pribadi.

Fitur penting lainnya dari Rupiah Digital adalah aksesibilitas dan interoperabilitas. Agar CBDC dapat diadopsi secara luas, ia harus memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi.

Dalam hal w-Digital Rupiah, semua pengguna harus dapat mengakses dan menggunakan platform tanpa hambatan atau batasan apa pun terlepas dari lokasi dan ukuran skala bisnis, kecuali diperlukan pengaturan lebih lanjut untuk menjaga tata kelola.

Demikian juga, r-Rupiah Digital harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tidak memiliki rekening bank atau tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional.

Dengan demikian, Rupiah Digital dapat berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan membantu lebih banyak orang untuk mengakses layanan keuangan dan berpartisipasi dalam perekonomian.

Oleh karena itu, platform Rupiah Digital harus user friendly dan dapat diakses melalui berbagai perangkat yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Interoperabilitas juga merupakan aspek kunci yang dapat membantu meningkatkan penggunaan Rupiah Digital.

Interoperabilitas mengacu pada kemampuan Rupiah Digital untuk bekerja secara mulus dengan aset keuangan dan sistem pembayaran lainnya, termasuk sistem pembayaran yang sudah ada di masyarakat saat ini.

Sebagai bentuk baru sistem pembayaran, penting bagi CBDC untuk berintegrasi mulus dengan ekosistem keuangan yang ada.

Dengan demikian, Rupiah Digital (khususnya w-Rupiah Digital) dapat digunakan di berbagai sektor keuangan dengan cara yang mudah dan nyaman bagi investor, pedagang, dan pengguna.

Selain itu, dengan dapat mengoperasikan Rupiah Digital pada sistem pembayaran saat ini, masyarakat tidak merasa harus beralih ke sistem baru dan menghilangkan sistem pembayaran yang biasa mereka gunakan.

Misalnya, r-Digital Rupiah dilengkapi dengan transfer cepat dan mudah antarpengguna, pembayaran menggunakan kode QR dan integrasi dengan e-wallet di e-commerce dan Super App.

Selanjutnya, jika Rupiah Digital akan diadopsi secara global, diperlukan interoperabilitas Rupiah Digital dengan ekosistem CBDC lainnya.

Pembayaran lintas batas harus dibuat efisien dan mulus untuk mendorong integrasi yang mudah dengan sistem pembayaran lain di seluruh dunia.

Kami telah melihat banyak aset crypto dapat dengan mudah melakukan transfer lintas batas tanpa batasan apa pun.

Jika Rupiah Digital memiliki kemampuan yang sama, maka hal ini akan sangat memudahkan pengguna dan dapat memperluas penerimaan Rupiah Digital di seluruh dunia. Fitur yang tidak kalah penting dari Rupiah Digital adalah privasi dan transparansi.

Teknologi terdesentralisasi Blockchain menawarkan keuntungan dari transaksi yang lebih cepat dan lebih efisien, tetapi menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan pengawasan data.

Rupiah Digital harus dapat menjamin informasi pribadi dan identitas pengguna tidak akan disalahgunakan dan dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, Rupiah Digital (khususnya r-Rupiah Digital) harus memiliki perlindungan privasi yang kuat, seperti enkripsi end-to-end dan anonimisasi data, untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan pengguna.

Pada saat yang sama, transparansi dalam transaksi sangat penting untuk mata uang digital apa pun.

Demikian pula, CBDC harus memiliki fitur transparansi, seperti visibilitas transaksi dan jejak audit, untuk menjaga kepercayaan publik dan mencegah aktivitas terlarang, seperti pencucian uang dan pendanaan teroris.

Oleh karena itu, Rupiah Digital (khususnya w-Rupiah Digital) harus menerapkan sistem transparan yang memungkinkan transaksi grosir dapat dilihat oleh semua pihak terkait.

Ini akan menciptakan lingkungan kepercayaan dan akuntabilitas, yang akan meningkatkan adopsi Rupiah Digital.

Terakhir, Rupiah Digital adalah pameran inovasi dan kolaborasi. CBDC adalah konsep relatif baru yang membutuhkan inovasi dan kolaborasi berkelanjutan di antara para pemangku kepentingan untuk meningkatkan fungsionalitas dan tingkat adopsi mereka.

Oleh karena itu, Rupiah Digital harus memiliki proses pengembangan yang dinamis dan responsif, melibatkan berbagai sektor, seperti regulator, perbankan, fintech, dan konsumen, untuk mengidentifikasi dan menjawab tantangan dan peluang yang muncul.

Selain itu, pengembangan Rupiah Digital harus memiliki pendekatan terbuka untuk eksperimen dan penyesuaian, yang memungkinkan pengguna memiliki kontrol lebih besar atas transaksi dan profil keuangan mereka.

Penerbitan Buku Putih Rupiah Digital pada 30 November 2022 menandai pertama kalinya Proyek Garuda diajukan sebagai inisiatif pengembangan mata uang digital di Indonesia.

Rupiah Digital memiliki potensi besar sebagai mata uang digital masa depan di Indonesia, yang akan merevolusi seluruh lanskap keuangan.

Dengan mempertimbangkan dan berfokus pada fitur-fitur penting, Rupiah Digital dapat mencapai tujuan adopsi yang diinginkan secara luas.

Jika fitur-fitur tersebut diimplementasikan secara efektif, “kelahiran” Rupiah Digital dapat mengarah pada era baru mata uang digital di Indonesia yang akan berdampak luas bagi perekonomian negara.

https://money.kompas.com/read/2023/06/25/132934226/menavigasi-kerangka-rupiah-digital-pada-perekonomian

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke