Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catatkan Kinerja Baik di Pasar Modal, Emiten BRIS Masuk Dalam 3 Kategori di Indeks52

KOMPAS.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dengan kode emiten BRIS berhasil masuk ke dalam tiga kategori Indeks52, yakni Indeks Utama (Main Index), High Growth, dan Big Market Capital (market cap).

Dilansir dari idnfinancials.com, Senin (26/6/2023), Indeks52 merupakan indeks beranggotakan 52 konstituen di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diluncurkan pada ajang Malam Apresiasi & Launching Indeks TEMPO-IDNFinancials 52, Jumat (23/6/2023).

Adapun indeks tersebut disusun berdasarkan sejumlah kriteria, yakni market cap, free float 7,5 persen, frekuensi dan volume yang diperdagangkan, jumlah investor, serta masa penawaran saham perdana sebelum 2019.

Untuk kategori Main Index, penilaian dilihat dari kapitalisasi pasar. Adapun market cap terendah untuk masuk ke dalam kategori itu adalah Rp 21 triliun. Saat ini, market cap BRIS sudah mencapai Rp 77,5 triliun.

Selain itu, dalam kategori tersebut, saham yang dimiliki publik terendah sesuai aturan BEI adalah 7,5 persen. Sementara, persentase saham publik BRIS telah mencapai 9,87 persen.

Pada kategori High Growth, penilaian didasarkan pada pertumbuhan kinerja keuangan. Tahun pertama kehadiran BSI setelah merger, yakni pada 2021, laba bersih yang dicatatkan perseroan mencapai Rp 3,03 triliun atau naik 38,42 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kemudian, pada 2022, BSI sukses membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar 41 persen atau mencapai Rp 4,2 triliun yoy. Adapun pada kuartal 1 2023, BSI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 47,65 persen atau sebesar Rp 1,45 triliun.

Sementara itu, pada kategori High Market Cap, emiten dengan kapitalisasi pasar terendah yang masuk kategori ini adalah Rp 21 triliun. BRIS sendiri mencatatkan market cap senilai Rp 77,5 triliun per Jumat (23/6/2023).

Direktur Treasury and International Banking BSI Moh Adib mengatakan, capaian itu membuktikan kapasitas BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Sebagai bank yang diproyeksikan sebagai Top 10 Global Islamic Bank, BSI harus konsisten menjaga kepercayaan pemangku kepentingan, yakni investor pemegang saham.

“(Capaian tersebut) membuktikan BRIS adalah saham menjanjikan yang diapresiasi investor. Penilaian tersebut tak terlepas berkat kinerja fundamental BRIS yang sejak berdiri memang sudah baik dan positif,” kata Adib dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (3/7/2023).

Untuk diketahui, apresiasi investor atas performa keuangan solid perseroan ditunjukkan dengan kenaikan harga saham BRIS sebesar 31 persen secara year to date (ytd) pada penutupan saham, Kamis (22/6/2023). Adapun pada perdagangan bursa, Jumat, rentang saham BRIS diperdagangkan pada level 1.680 - 1.720.

Lebih lanjut, Adib berterima kasih kepada investor, nasabah, dan para pemangku kepentingan yang telah mengapresiasi kinerja BSI, baik di pasar modal maupun secara fundamental. Pasalnya, saat ini, saham merupakan salah satu instrumen investasi dengan pertumbuhan investor tertinggi, khususnya di kalangan generasi milenial.

Oleh karena itu, Adib pun menegaskan komitmen dan konsistensi perusahaan untuk menjaga kepercayaan investor. Hal ini dilakukan dengan menjaga kinerja positif dan pertumbuhan perseroan secara konsisten di masa depan.

Terlebih, sektor perbankan dan ekonomi syariah Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan. Seperti diketahui, penetrasi keuangan syariah masih minim, yaitu di level 6,9 persen pada akhir 2022.

Dengan demikian, kata Adib, BSI masih memiliki ruang yang sangat luas untuk bertumbuh.

“Raihan positif BSI selama ini berkat kerja sama semua pihak yang senantiasa ingin memajukan sektor keuangan dan perbankan syariah. Ke depan, kami akan terus menjaga kinerja baik ini dengan dukungan seluruh stakeholders,” katanya.

https://money.kompas.com/read/2023/07/04/113437526/catatkan-kinerja-baik-di-pasar-modal-emiten-bris-masuk-dalam-3-kategori-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke