Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertumbuhan Pajak Tidak Lagi 'Double Digit'

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren perlambatan pertumbuhan penerimaan pajak berlanjut hingga Juni 2023. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi pertumbuhan penerimaan pajak pada Juni kembali menyusut dibanding bulan sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 970,2 triliun atau setara 56,5 persen dari target yang ditetapkan APBN 2023 dan tumbuh 9,9 persen secara tahunan hingga semester pertama 2023. Realisasi pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding bulan Mei yang mencapai 17,7 persen.

"Semuanya menggambarkan tren penerimaan negara yang mengalami normalisasi karena 2 tahun berturut-turut yaitu 2021 dan 2022 kenaikkan dari penerimaan sangat tinggi," tutur dia, dalam rapat kerja Badan Anggaran DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2023).

Perlambatan pertumbuhan tersebut selaras dengan mayoritas penerimaan neto per jenis pajak yang masih tumbuh positif namun mengalami moderasi. Bahkan sejumlah jenis pajak sudah tercatat mengalami kontraksi.

Pajak penghasilan (PPh) final menjadi jenis pajak yang mengalami kontraksi paling dalam. Tercatat realisasi PPh final anjlok 47 persen menjadi Rp 57,1 triliun. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh adanya Program Pengungkapan Sukarela (PPS) pada 2022, sehingga mendongkrak realisasi penerimaan PPh final tahun lalu.

Selain itu, kontraksi juga sudah dirasakan oleh pajak yang berkaitan dengan aktivitas impor. Tercatat PPh 22 impor terkontraksi 2,4 persen menjadi Rp 36,5 triliun dan PPN impor terkontraksi 0,4 persen menjadi Rp 123,7 triliun.

Meskipun demikian, sejumlah jenis penerimaan pajak lain masih tumbuh pesat. Seperti hal nya PPN dalam negeri yang masih tumbuh 23,5 persen menjadi Rp 217 triliun, ditopang oleh peningkatan konsumsi domestik stabil.

Selain itu, PPh badan juga tercatat masih meningkat 26,2 persen menjadi Rp 263,7 triliun, didukung profitabilitas usaha dan dampak harga komoditas yang bertahan tinggi pada 2022. Akan tetapi, realisasi pertumbuhan PPh badan sebenarnya jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 133,7 persen.

"Ini lah yang kami baca sebagai sebuah pencapaian namun perlu juga kewasapdaan karena tren semenjak bulan Juni ini akan terus 'ajeg' sampai dengan akhir tahun pertumbuhannya diproyeksi normalisasi," ucap Sri Mulyani.

Walaupun pertumbuhannya melambat, Kemenkeu memproyeksi, penerimaan pajak sampai akhir tahun ini dapat mencapai Rp 1.818,2 triliun, atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN, yakni sebesar Rp 1.718 triliun. Proyeksi ini ditopang oleh tren pertumbuhan ekonomi yang berlanjut serta efektivitas implementasi kebijakan dan pengawasan kepatuhan perpajakan.

https://money.kompas.com/read/2023/07/10/164000926/pertumbuhan-pajak-tidak-lagi-double-digit-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke