Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Produk Olahan Kakao RI Mendunia

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, industri kakao olahan Indonesia memainkan peran penting di rantai pasok global dan salah satu kontributor bagi perekonomian nasional dan penerimaan devisa negara.

"Dengan nilai ekspor produk kakao olahan lebih dari 1 miliar dollar AS per tahun ke pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, India, dan Tiongkok,” kata Putu dalam keterangan tertulis, Senin (18/9/2023).

Putu mengatakan, berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2022/2023, Indonesia menempati urutan ke-7 sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia.

Selain itu, Indonesia merupakan negara pengolah produk kakao olahan ke-3 dunia setelah Belanda dan Pantai Gading.

Ia mengatakan, kemampuan manufaktur dan pengolahan kakao intermediate di Indonesia telah mampu menarik investasi dari 11 produsen kakao terkemuka dari seluruh dunia.

Jumlah pekerjanya kurang lebih 2.500 tenaga kerja langsung dengan kapasitas produksi 739.250 ton per tahun untuk cocoa butter, cocoa liquor, cocoa powder, dan cocoa cake.

"Peluang pengembangan industri olahan kakao masih terbuka luas, terutama di sisi hilir. Saat ini Indonesia masih mengimpor produk hilir olahan kakao sehingga produksinya masih perlu dipacu untuk mengurangi impor,” ujarnya.

Putu menambahkan, terdapat 31 produsen cokelat artisan Indonesia yang mengekplorasi 600 jenis profil rasa cokelat khas Indonesia yang berbeda dan unik.

Para artisan mengolah kakao menjadi produk cokelat secara bean-to-bar dengan kapasitas 1.242 ton per tahun.

“Pangsa pasar coklat artisan saat ini baru 1,3 persen dari potensi 10 persen pasar cokelat di Indonesia, sehingga potensi pengembangannya masih terbuka luas,” tuturnya.

Lebih lanjut, Putu mengatakan, produk cokelat artisan memiliki nilai tambah yang tinggi dengan mengambil bahan baku dari biji kakao berkualitas tinggi dengan harga premium.

Sebagai perbandingan, produk cokelat artisan memiliki nilai tambah 700 hingga 1.500 persen sedangkan produk cokelat biasa nilai tambahnya 100-300 persen.

“Produsen cokelat artisan juga menerapkan program keberlanjutan dan ketertelusuran (sustainability & traceability) biji kakao sehingga dapat memenuhi persyaratan pasar luar negeri seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR),” ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2023/09/18/162816626/produk-olahan-kakao-ri-mendunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke