Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KAI Usulkan PMN Rp 2 Triliun untuk Tambah Kereta Baru dan Peremajaan KRL

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengajukan usulan penyertaan modal negara (PMN) tahun 2024 sebesar Rp 2 triliun yang berasal dari cadangan investasi.

Hal ini diajukan oleh Pejabat yang menggantikan tugas (PYMT) Direktur Utama KAI sekaligus Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha KAI John Roberto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/9/2023).

"Kami menyampaikan untuk usulan PMN tahun 2024 sebesar Rp 2 triliun," ujar John Roberto.

John mengatakan, usulan PMN 2024 ini rencananya akan digunakan untuk penambahan kereta baru dan peremajaan kereta KRL Jabodetabek.

Pasalnya, saat ini 98 persen kereta KRL yang dimiliki PT KAI Commuter (KCI) sudah berumur lebih dari 30 tahun. Terlebih suku cadang KRL tersebut sudah tidak diproduksi lagi sehingga dikhawatirkan aspek keamanannya.

Oleh karenanya, ada beberapa kereta KRL yang perlu dipensiunkan atau dilakukan penambahan teknologi atau fitur baru (retrofit).

"Dari data-data yang ada di kami, ini dari 8 tipe KRL yang kita operasikan di Jabodetabek ini sudah berumur di atas 30 tahun," ucapnya.

Di kala jumlah armada yang tidak memadai, jumlah penumpang dan okupansi kereta api terus meningkat setiap tahunnya.

Diprediksi pada 2023 jumlah penumpang PT KAI akan mencapai 274 juta penumpang dengan okupansi saat kondisi ramai (peak hour) 129 persen, pada 2024 meningkat jadi 345 juta penumpang dengan okupansi 163 persen, dan terus meningkat hingga 2027 menjadi 410 juta penumpang dengan okupansi 159 persen.

"Dengan kondisi volume penumpang ini kita membutuhkan sarana untuk memenuhi pelayanan kita supaya okupansi pada saat peak hour ini tidak terlalu padat," kata John.

"Kami sudah membuat rincian, saat ini kami membutuhkan 101 trainset sarana dan tahun 2027 dengan kondisi penumpang seperti tadi, kita butuh 117 trainset yang harus kami jalankan setiap harinya," sambungnya.

Untuk memenuhi kebutuhan armada KRL itu, PT KAI telah memikirkan dua skema yakni pembelian KRL baru dari PT INKA dan impor dari Jepang serta melakukan retrofit armada lama kepada PT INKA.

Dia merincikan, untuk tahun ini PT KAI akan melakukan retrofit sebanyak 4 trainset. Kemudian pada 2024 KAI akan melakukan pembelian baru 3 KRL impor dari Jepang sekaligus melakukan retrofit 4 trainset.

Selanjutnya pada 2025 KAI akan membeli 8 trainset dari INKA dan retrofit 4 trainset, tahun 2026 KAI akan membeli 8 trainset dari INKA dan retrofit 7 trainset, lalu pada 2027 KAI akan membeli 8 trainset dari INKA.

"Dari kebutuhan kami atas sarana 24 trainset, 19 trainset retrofit, ditambah 3 impor baru dari Jepang, kami membutuhkan total kebutuhan capex kami dari tahun 2023-2027 sebesar Rp 8,65 triliun," ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan biaya pembelian kereta baru dan retrofit itu, PT KAI akan melakukan pinjaman sebesar Rp 3,46 triliun. Kemudian sisa biayanya akan dipenuhi dari PMN yang diusulkan setiap tahunnya sampai 2026 dan menggunakan internal fund PT KCI sebesar 0,19 triliun.

Adapun rincian usulan PMN yang dibutuhkan PT KAI yaitu sebesar Rp 2 triliun untuk 2024 serta masing-masing Rp 1,5 triliun untuk 2025 dan 2026.

"Usulan PMN ini kami sudah terus berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, Kemenko Marves, dan juga BPKP, serta PT INKA karena ada menyangkut retrofit sehingga sampai kepada surat permohonan PMN KAI kepada Menteri BUMN tanggal 8 Agustus 2023 lalu," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2023/09/20/085200026/kai-usulkan-pmn-rp-2-triliun-untuk-tambah-kereta-baru-dan-peremajaan-krl

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke