Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pedagang Tanah Abang Curhat ke Mendag: Pak, Pengunjung Enggak Ada yang Datang

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyambangi Pasar Tanah Abang Blok A untuk mendengar tanggapan para pedagang terkait tren penjualan belakangan ini.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Mendag dan rombongan datang sekitar pukul 11.32 WIB. Kemudian langsung berkeliling untuk berbicara dengan para pedagang.

Salah seorang pedagang baju di Tanah Abang Blok A mengeluhkan sepinya pembeli akhir-akhir ini meskipun banyak masyarakat yang datang ke Tanah Abang.

"Pak pengunjung enggak ada yang datang. Kalau ada, cuma jalan-jalan doang enggak belanja. Bapak sekarang belanja dong di sini," ujar pedagang tersebut kala Mendag bertanya mengenai tren penjualan belakangan ini, Kamis (28/9/2023).

Sementara pedagang lainnya dari Toko Vasco, Ana mengatakan, sepinya pembeli di Tanah Abang akhir-akhir ini salah satunya disebabkan oleh toko online di e-commerce dan social commerce (media sosial yang juga memiliki fitur berjualan online).

Pasalnya, barang-barang yang dijual secara online bisa memberikan harga yang lebih murah dari yang dipatok oleh para perdagang di Tanah Abang.

"Mungkin karena TikTok dan penjual online kayak Shopee, yang online yang ramai. Lebih murah," kata Ana kepada Mendag.

Ana mengaku, turunnya tren penjualan belakangan ini menyebabkan omzet tokonya turun drastis. Namun dia tidak menyebut seberapa besar penurunannya.

"Turun banget (omsetnya), jauh banget," ucap Ana.

Bahkan salah satu pedagang gamis dari Toko Jaya Makmur menyebut telah berusaha untuk mengikuti tren dengan berjualan online agar penjualannya kembali naik. Namun tetap tidak membantu mendongkrak penjualan.

"Kami sudah live enggak ada yang cekout sama sekali pak. Sudah hampir 2 bulan, 3 bulan," kata karyawan Toko Jaya Makmur.

"Padahal kita sudah teriak-teriak sampai suara saya habis, kadang kita live enggak ada yang check out," tambahnya.

Bahkan dia bilang, pernah mengalami hanya bisa menjual 3 baju selama sepekan. Sepinya penjualan ini terjadi sebelum Idul Fitri, tetapi semakin parah setelah Idul Adha lalu.

Karyawan tersebut mengungkapkan, kondisi ini karena harga barang yang banyak dijual di social commerce bisa dipatok lebih murah dengan yang dijual di toko fisik seperti tokonya.

Kendati demikian, dia mengaku tidak keberatan jika sosial media menjadi wadah untuk mempromosikan barang jualan

"Buat promosi enggak masalah tapi kalau buat jualan kayanya masyarakat itu lebih turun pak. Karena customer saya biasa 2 minggu 1 minggu bisa 3 kali pak, kemarin 3 minggu sekali. Bilang 'Ngapain lu ke Tanah Abang? Tanah Abang udah sepi, di TikTok aja murah,'" jelasnya.

Pada akhir kunjungannya, Mendag mengungkapkan seluruh pedagang yang dia datangi mengeluhkan sepinya penjualan akhir-akhir ini.

"Dari awal datang semua bilang sepi," ujar Mendag.

Oleh karenanya, dia menyebut pemerintah harus hadir melindungi para pedagang dan UMKM dengan cara mengatur social commerce dan barang impor.

"Oleh karena itu pemerintah hadir kita tata. Ada namanya online, ada namanya sosial media, ada namanya sosial commerce, ada namanya e-commerce, yang data itu tidak boleh sembarangan. Dta saudara enggak boleh dipakai untuk jualan apa pun, dipergunakan untuk apa pun gak boleh, itu data kita. kalau Amerika, Eropa sangat strict (ketat), yang begitu bisa dikenakan hukum. nah ini yang kita atur," tukasnya.

Tidak hanya berbincang dengan para pedagang Tanah Abang, Mendag juga membrorong dagangan di beberapa toko di Tanah Abang Blok A.

https://money.kompas.com/read/2023/09/28/154800626/pedagang-tanah-abang-curhat-ke-mendag--pak-pengunjung-enggak-ada-yang-datang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke