Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Resmi Melantai di BEI, Bagaimana Prospek Kinerja KOKA?

Dalam Penawaran Umum Perdana Saham (IPO), KOKA melepas sebanyak 715,3 juta lembar saham baru yang mewakili 25 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga Rp 128 per lembar saham.

Melalui IPO ini, KOKA mengantongi dana segar Rp 91,5 miliar dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 366 miliar.

Direktur Utama KOKA Gao Jing mengatakan, dana yang dihimpun dari hasil penawaran umum akan digunakan sekitar 17 persen untuk belanja modal meliputi pengadaan alat berat baru.

Sisanya, sekitar 83 persen akan digunakan untuk modal kerja meliputi pembayaran material bahan baku konstruksi, biaya logistik pengiriman, biaya operasional di lokasi proyek dan biaya administrasi yang timbul dalam proyek.

Perseroan mencetak pendapatan sebesar Rp 183 miliar atau naik sekitar 131 persen dari pencapaian tahun 2021 sebesar Rp 140 miliar. Sementara itu, untuk laba bersih pada 2022 tercatat sebesar Rp 19 miliar atau tumbuh 75 persen dari pencapaian tahun 2021.

“Pencapaian positif ini utamanya disebabkan oleh jaringan kuat yang dimiliki perusahaan, dimana KOKA tergabung dalam China-Indonesia Trade Associaton dengan banyaknya perusahaan-perusahaan asing yang berpotensi menjadi klien perseroan,” kata Gao di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

“Selain itu, teknologi yang kami terapkan di Indonesia merupakan yang termutakhir dan didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten baik dari luar maupun dalam negeri. Sehingga kinerja kami selama 2 tahun terakhir dapat tumbuh secara signifikan,” jelas Gao.

Ke depannya, perseroan menargetkan untuk tetap meningkatkan kinerjanya secara positif. Pada tahun 2023, perseroan menargetkan pendapatan sekitar sebesar Rp 260 miliar, meningkat sekitar 45 persen dari pencapaian tahun 2022.


Sedangkan, untuk laba bersih, perseroan menargetkan pencapaian laba bersih sekitar sebesar Rp 45 miliar atau tumbuh hingga 135 persen dari pencapaian tahun 2022.

Gao juga menyampaikan bahwa langkah untuk menjadi perusahaan tercatat adalah bagian pengembangan strategis perseroan dalam meningkatkan kapasitas pendanaan dan tata kelola yang lebih baik.

“Kehadiran KOKA sebagai perusahaan PMA dari China yang pertama melantai di Bursa Efek Indonesia, diharapkan akan memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan,” ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2023/10/11/111640126/resmi-melantai-di-bei-bagaimana-prospek-kinerja-koka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke