Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hamburkan Miliaran Dollar, Proyek Kereta Cepat AS Kini Malah Mangkrak

KOMPAS.com - Di banyak negara, pembangunan kereta cepat seringkali menimbulkan polemik. Biaya investasi yang mahal dan lamanya waktu pengembalian modal adalah dua alasan utamanya.

Itu sebabnya, masih banyak negara, termasuk beberapa negara maju, belum memutuskan kereta cepat sebagai prioritas. Tanpa hitungan matang, proyek kereta cepat justru akan memberikan kerugian bila biaya operasional tak bisa ditutup dari penjualan tiket.

Indonesia sendiri akhirnya berhasil membangun kereta cepat dengan rute Halim-Tegalluar. Proyek ini pun biayanya membengkak sangat besar dan membuat APBN Indonesia tekor karena harus ikut mendanai, meski hal ini sejatinya mengingkari janji pemerintah.

Belum lagi, kereta cepat di Indonesia juga sebagian besar didanai utang dari China Development Bank (CDB) dengan bunga 3,4 persen per tahun. Pembayaran utang pokok dan bunganya ini kemudian dijamin oleh pemerintah Indonesia.

Mangkraknya proyek kereta cepat Amerika Serikat

Salah satu negara maju yang hingga kini enggan mengembangkan kereta cepat adalah Amerika Serikat (AS). Bahkan proyek kereta cepat milik negara Paman Sam ini mangkrak dengan sebagian infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun.

Amerika Serikat sebenarnya sudah memiliki kereta semi cepat bernama Acela yang dioperatori oleh Amtrax yang sebenarnya masih merupakan 'BUMN'. Namun perusahaan ini tak berkembang dengan rute terbatas karena kurang menguntungkan. Penumpangnya pun sepi.

Mengutip CNBC, Pada tahun 2008, Pemerintah Negara Bagian California menyetujui penerbitan surat utang senilai 9 miliar dollar AS untuk membangun jalur kereta cepat pertama dengan kecepatan di atas 300 kilometer per jam di negara tersebut.

Rute kereta cepat pertama di AS ini akan menghubungkan Los Angeles dengan Central Valley dan kemudian San Francisco dengan waktu tempuh hanya dua jam 40 menit.

Namun 15 tahun kemudian, tidak ada satu mil pun jalur yang dibangun meski di beberapa titik rencana trase sudah dilakukan konstruksi. Para pejabat yang terlibat mengatakan tidak ada cukup uang untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Perkiraan terbaru dari California High-Speed Rail Authority, badan yang ditunjuk untuk menggarap proyek ini, menyatakan biaya proyek kereta cepat membengkak sangat besar. Perkiraan investasinya adalah 88 miliar dollar AS sampai dengan 128 miliar dollar AS.

Total investasi ini dipakai untuk menyelesaikan seluruh sistem dari LA hingga San Francisco. Inflasi dan biaya konstruksi yang lebih tinggi berkontribusi pada tingginya harga.

Menurut Brian Kelly, CEO California High-Speed Rail Authority, meski mangkak dan belum juga dilanjutkan pembangunannya, proyek ini telah menghabiskan dana sebesar 9,8 miliar dollar AS sejauh ini.

"Kami tahu kami mempunyai kekurangan pendanaan sejak proyek ini dimulai. Yang saya tahu adalah semakin dini kita membangunnya, semakin murah biayanya," beber Kelly.

Namun hingga saat ini, belum jelas dari mana dana tersebut akan berasal. Sejauh ini, pendanaan yang sudah ada, yakni sebesar 85 persen di antaranya berasal dari APBD Negara Bagian California.

“Salah satu rintangan terbesar jelas adalah pendanaan. Kami tidak dapat menyelesaikan proyek ini tanpa dukungan federal (pemerintah pusat). Itu tidak akan terjadi," ucap Toks Omishaki yang menjabat Sekretaris Badan Transportasi Negara Bagian California.

RUU infrastruktur bipartisan tahun 2021 memang mengalokasikan 66 miliar dollar AS untuk proyek kereta api, namun sebagian besar akan disalurkan ke Amtrak dan uang tersebut tidak secara khusus disisihkan untuk kereta api berkecepatan tinggi California.

Inggris batalkan kereta cepat

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak baru-baru ini mengumumkan untuk membatalkan mega proyek kereta cepat atau high-speed rail (HSR) fase kedua yang menghubungkan London dengan Manchester sejauh 530 kilometer, meski sebagian kontruksinya sudah terlanjur berjalan.

Keputusannya tersebut menjadi polemik panas di dalam negeri, karena opini masyarakat Inggris sendiri terbelah menjadi dua. Ada yang menolak pembangunan HSR karena dinilai memboroskan anggaran, sementara sebagian publik mendukung proyek ini.

Dalam pidato pada konferensi Partai Konservatif tahun ini di Manchester, Sunak menyebut pembengkakan biaya dari proyek kereta cepat menjadi alasan pemerintah Inggris memilih tidak melanjutkan proyek tersebut.

Sunak, masih dalam pidatonya, mengatakan sebaiknya anggaran jumbo untuk pembangunan kereta cepat dialihkan untuk proyek transportasi lainnya yang lebih prioritas seperti pembangunan jalan raya, rel kereta api baru, hingga pengadaan bus-bus untuk mendukung transportasi publik di seluruh Inggris yang lebih merata.

"Saya memutuskan mengakhiri proyek HSR yang sudah terlanjur berjalan ini. Sebagai gantinya, pemerintah akan mengalihkan sebagian investasinya sebesar 36 miliar poundsterling untuk membangun ratusan proyek transportasi baru di wilayah Utara dan Tengah, dan tentunya seluruh negeri," kata Sunak dikutip dari Reuters.

Sunak dengan jujur mengakui, kebijakannya membatalkan proyek kereta cepat adalah keputusan yang plin-plan. Ini lantaran beberapa tahun sebelumnya, ia adalah politikus yang getol mendukung pembangunan HSR fase kedua.

Ia tak mempermasalahkan hal itu karena sudah dipertimbangkan dengan matang. Ketimbang memperburuk keuangan negara, membatalkan proyek ambisius bernilai miliaran poundseterling adalah keputusan tepat saat ini.

"HSR fase kedua adalah contoh utama dari konsensus lama," tegas Sunak.

https://money.kompas.com/read/2023/10/17/061312926/hamburkan-miliaran-dollar-proyek-kereta-cepat-as-kini-malah-mangkrak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke