Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebelum Ikuti Saran "Influencer" Keuangan, Simak Dulu 3 "Red Flag" yang Harus Diwaspadai

Salah satu aplikasi sosial media yang paling sering dijadikan rujukan untuk mendapatkan nasehat keuangan adalah dari Tiktok. Survei tersebut mencatat bahwa Tiktok menjadi salah satu media sosial yang digunakan oleh 34 persen Gen Z untuk mendapatkan nasihat keuangan.

Melalui tagar #FinTok, para Gen Z mendapatkan nasihat keuangan melalui platform sosial media berbasis video itu. Tagar tersebut mewakili komunitas finansial TikTok, dan telah ditonton lebih dari 4,5 miliar kali di platform tersebut.

Perencana keuangan bersertifikat dan kepala saran dan perencanaan di SoFi Brian Walsh mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai tiga tanda bahaya (Red Flag) sebelum menerima saran dari influencer keuangan.

“Yang terbaik, media sosial membantu memberikan nasihat kepada generasi muda tentang cara menghemat uang atau keluar dari tumpukan utang kartu kredit. Namun platform ini juga memungkinkan penyebaran informasi keuangan yang salah dengan cepat,” ujar Walsh mengutip CNBC.

Walsh mengatakan, terkait keuangan pribadi, media sosial telah menjadi “berkah sekaligus kutukan”. Dia bilang, memang media sosial adalah cara bagi kaum muda, dan siapa pun dari segala usia, untuk mendapatkan pengetahuan finansial dengan cepat saat mereka membutuhkannya.

“Tetapi kutukan dari media sosial adalah tidak ada ‘filter’ yang nantinya akan menjadi sangat sulit bagi orang-orang untuk mengetahui informasi keuangan mana yang dapat diandalkan dibandingkan informasi yang, sejujurnya, akan membuat mereka mendapat masalah,” jelas dia.

Karena media sosial semakin sering menjadi sumber nasihat keuangan, Walsh mengatakan sangat penting bagi masyarakat untuk dapat membedakan antara panduan keuangan yang baik dan panduan keuangan yang memiliki potensi penipuan.

“Sebelum mengikuti saran dari seorang influencer keuangan, masyarakat perlu tau beberapa peringatan untuk membantu memutuskan apakah tips tersebut dapat dipercaya, atau tidak,” tegas dia.

Lebih rincinya, simak tiga Red Flag yang harus diwaspadai sebelum menerima nasihat dari influencer keuangan:

1. Nasihat yang sifatnya ‘too good to be true’

Walsh mengatakan, masyarakat harus waspada ketika seorang influencer mempromosikan segala jenis rencana keuangan yang membuat kamu cepat kaya.

“Jika kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar memang demikian (penipuan),” kata Walsh.

“Tidak ada pencapaian yang instan, kisah sukses dalam semalam, skema cepat kaya yang memiliki reputasi baik untuk keuangan pribadi,” tambahnya.

“Jadi ketika saya melihatnya, saya bilang larilah, karena kemungkinan besar itu akan menjadi sesuatu yang lebih berisiko daripada imbalannya,” ujar dia.

2. Promosi hal-hal yang ekstrem dan absolut

Influencer keuangan yang “mengambil sikap ekstrim atau berbicara secara absolut mengenai topik keuangan” juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Terutama, ketika mereka berbicara tentang utang.

Meskipun beberapa influencer merekomendasikan untuk melunasi semua utang sebelum mulai membangun dana darurat atau berinvestasi, Walsh mengatakan, tidak semua utang sama.

Dia menganjurkan untuk mengatasi masalah utang berbunga tinggi, kamu perlu melakukan pelunasan terlebih dahulu seperti kartu kredit.

“Ada begitu banyak wilayah abu-abu dalam hal keuangan pribadi sehingga hampir tidak ada gunanya mengatakan sesuatu selalu buruk atau selalu baik,” katanya.


3. Mereka mempunyai solusi yang sama untuk setiap masalah

Influencer keuangan sering menjual solusi serupa untuk setiap masalah. Walsh mengaku, dirinya sering melihat hal ini ketika berbicara tentang influencer yang mempromosikan asuransi jiwa.

“Kami melihat orang-orang memposisikan asuransi jiwa, tabungan pensiun, tabungan kuliah, dana darurat, apa saja, sebagai solusi jika kamu meninggal,” katanya.

“Tetapi sangat tidak mungkin bahwa satu hal akan menyelesaikan setiap masalah yang pernah kamu hadapi dalam keuangan pribadi kamu,” ungkapnya.

Untuk memastikan kredibilitas seorang influencer, Walsh merekomendasikan untuk melihat apakah mereka profesional di bidang keuangan atau tidak, sesuatu yang mungkin akan mereka sertakan dalam profil mereka.

“Para profesional keuangan akan diatur oleh organisasi mereka dan oleh badan pengatur,” katanya.

Meskipun media sosial dapat membantu untuk menemukan tips keuangan umum secara online, saran lebih baik adalah mencari nasihat profesional keuangan untuk berbicara empat mata.

Semua profesional keuangan memerlukan sertifikasi dan tes keuangan yang berbeda, seperti Certified Financial Planner (CFP) atau Chartered Financial Analyst (CFA).

Influencer atau bukan, kami dapat mencari rekam jejak profesional keuangan di database seperti BrokerCheck untuk mengetahui apakah mereka pernah mengalami masalah di masa lalu.

Jika seorang influencer bukan seorang profesional keuangan, ada baiknya untuk menyelidiki latar belakang mereka secara online untuk memeriksa apakah ada hal yang mencolok.

https://money.kompas.com/read/2023/12/26/140000826/sebelum-ikuti-saran-influencer-keuangan-simak-dulu-3-red-flag-yang-harus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke