SGIE Disinggung Saat Debat Cawapres, Erick Thohir: Bukan Topik Sembarangan

JAKARTA, KOMPAS.com - State of the Global Islamic Economy atau SGIE masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan masyarakat.

Topik tersebut ramai dibicarakan setelah dilontarkan oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam gelaran Debat Cawapres akhir pekan lalu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun mengaku senang ketika Gibran mengangkat isu tersebut dalam gelaran Debat Cawapres.

Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menilai, SGIE bukan merupakan topik sembarangan, mengingat pentingnya peranan keuangan syariah bagi perekonomian nasional.

"Apresiasi untuk Mas Gibran yang sudah mengangkat isu SGIE. Ini bukan topik sembarangan," kata dia, dalam unggahan akun resmi Instagram-nya, dikutip Selasa (26/12/2023).

"Saya mengapresiasi para pemimpin, utamanya pemimpin muda yang punya komitmen pada ekonomi syariah," sambungnya.

Lebih lanjut Erick bilang, berdasarkan data SGIE, Indonesia berada di peringkat keempat negara dengan indikator ekonomi syariah terbaik secara global.

Indonesia masih kalah dari negara tetangga, Malaysia, yang berada di peringkat pertama, kemudian juga di bawah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, masing-masing diperingkat dua dan tiga.

"Tapi Indonesia memiliki potensi yang sangat besar menjadi nomor satu di SGIE, karena secara statistik Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbanyak dunia," tuturnya.

Oleh karenanya, Erick menilai, Indonesia membutuhkan pemimpin yang dapat terus mendongkrak keuangan syariah nasional, sehingga dapat berkontribusi lebih signifikan terhadap perekonomian secara keseluruhan.

"Semoga bisa kita mencontoh komitmen dan semangat Mas Gibran demi kesukesan ekonomi syariah," ucap dia.

Sebagai informasi, SGIE adalah indikator ekonomi Islam global yang dirilis oleh organisasi Dinar Standard bersama Departemen Ekonomi dan Pariwisata Uni Emirat Arab.

Laporan SGIE mencakup 81 negara dunia, di mana peringkatnya ditentukan berdasarkan sejumlah indikator, seperti keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik dan obat-obatan halal, perjalan ramah muslim, fesyen syariah, serta media dan rekreasi bertema Islam.