Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saham-saham Teknologi Jadi Pemberat, Wall Street Ditutup "Merah"

S&P 500 kehilangan 0,57 persen menjadi menetap pada level 4,742.83. Nasdaq Komposit turun sebesar 1,63 persen menjadi 14.765,94, dan menjadi hari terburuk sejak Oktober. Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 25,50 poin, atau 0,07 persen, menjadi ditutup pada posisi 37.715,04.

Saham Apple turun lebih dari 3 persen setelah Barclays menurunkan peringkat anggota kelompok pemimpin pasar Magnificent Seven ke peringkat underweight. Meski demikian, Dow tetap berada di wilayah positif seiring dengan saham-saham defensif seperti Johnson & Johnson dan Merck yang menguat.

Pasar saham menutup tahun 2023 dengan penuh kejutan, seperti yang terjadi pada S&P 500 yang mengalami kenaikan selama sembilan minggu berturut-turut dan mencatatkan kenaikan mingguan terbaik sejak tahun 2004.

Aset-aset berisiko mengalami reli yang tinggi karena kondisi perekonomian yang tetap tangguh dan menurunnya inflasi. Federal Reserve juga mengisyaratkan potensi berakhirnya kenaikan suku bunga dan adanya penurunan suku bunga akhir tahun ini.

Di sisi lain, pasar juga mencerna adanya krisis perbankan regional serta perang di Ukraina dan juga di Timur Tengah.

Saham blue-chip pada indeks Dow mencatat kenaikan sebesar 13,7 persen, dan merupakan rekor baru selama 2023. Sebagian dari kenaikan tersebut dibantu oleh perubahan suku bunga.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun yang sempat naik 5 persen di bulan Oktober 2023, menutup tahun dengan penurunan menjadi 3,9 persen. Namun, pada perdagangan Selasa, imbal hasil 10-tahun kembali naik sekitar 8 basis poin, mendekati 4 persen lagi.

Tren positif nampaknya berbalik pada hari Selasa ketika tahun baru perdagangan dimulai dengan menurunnya harga saham perusahaan teknologi megacap.

Saham Apple jatuh setelah keputusan negatif dari Barclays. Perusahaan tersebut mengatakan saham Apple bisa turun sekitar 17 persen tahun ini karena penjualan iPhone yang lesu. Saham Microsoft dan Nvidia juga berada di zona merah.

Menurut CEO Infrastructure Capital Management Jay Hatfield, pembalikan harga saham ini cukup umum terjadi pada hari pertama perdagangan.

“Ini adalah aktivitas yang sangat normal dan diharapkan,” kata Hatfield.

“Ini adalah pola musiman yang normal setelah mengalami kerugian pajak penjualan pada periode sebelum akhir tahun, dan kemudian mendapatkan keuntungan panen pada periode setelahnya, titik pemicunya juga adalah penurunan peringkat Apple ini,” lanjut dia.

Meskipun ada sedikit kemunduran, Hatfield masih optimis terhadap ekuitas di tahun 2024. Dia memperkirakan saham akan kembali naik setelah musim laporan keuangan kembali bergulir.

https://money.kompas.com/read/2024/01/03/073000226/saham-saham-teknologi-jadi-pemberat-wall-street-ditutup-merah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke