Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Daya Beli Masyarakat Kelompok Menengah Lesu

Berdasarkan data Survei Konsumen BI edisi November 2023, rasio konsumsi kelompok dengan pengeluaran di bawah Rp 5 juta sebagian besar mengalami penurunan. Penurunan paling dalam dicatatkan oleh kelompok pengeluaran Rp 2,1 juta - Rp 3 juta, diikuti kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta - Rp 5 juta.

Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat harus merelakan tabungannya. Berdasarkan hasil survei yang sama, alokasi pendapatan masyarakat untuk menabung mengalami penurunan, dari 15,7 persen menjadi 15,4 persen.

"Artinya masyarakat terutama untuk kelompok pengeluaran menengah itu mengeluarkan tabungan mereka untuk melakukan beragam kebutuhan konsumsi," kata Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Yusuf Rendy Manilet, kepada Kompas.com, Kamis (4/1/2023).

Menurutnya, salah satu pemicu pelemahan daya beli masyarakat menengah ialah kurang tersentuhnya kelompok tersebut oleh bantuan pemerintah. Dengan demikian, kelompok tersebut perlu mengandalkan sumber pendanaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Kenapa kemudian mereka menggunakan tabungan tersebut menurut saya salah satu faktornya adalah mereka adalah kelompok yang tidak mendapatkan bantuan yang disalurkan oleh pemerintah," tutur Yusuf.

"Sehingga kelompok Ini akhirnya mengeluarkan tabungan mereka untuk melakukan konsumsi pada barang-barang yang mengalami peningkatan harga yang relatif signifikan," ujarnya.

Lebih lanjut Yusuf bilang, tingkat suku bunga acuan yang tinggi juga berpengaruh terhadap pelemahan daya beli masyarakat. Namun, sentimen ini dinilai tidak berpengaruh signifikan untuk kelompok menengah.

"Artinya karena inflasi tangannya relatif tinggi dan suku bunganya juga tinggi maka masyarakat punya kecenderungan untuk menggunakan tabungan mereka daripada kemudian melakukan pinjaman ke bank untuk melakukan konsumsi barang-barang tertentu," ucap Yusuf.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, kebijakan pemerintah belum fokus untuk menjaga daya beli kelas menengah. Menurutnya, pemerintah selama ini fokus pada penganan ekonomi masyarakat miskin tergolong ke dalam 20 persen terbawah.

"Terkait middle class itu adalah sesuatu yang memang perlu kita terus kalibrasi policy-policy karena dalam fiskal fokusnya memang selama ini untuk bottom 20 persen," kata Sri Mulyani, dalam acara Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

https://money.kompas.com/read/2024/01/04/161928826/penyebab-daya-beli-masyarakat-kelompok-menengah-lesu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke