Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Saham Bergerak Tidak Wajar, Ini Penjelasan TPIA

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalami pergerakan yang tidak wajar.

Hal ini membuat saham emiten pengusaha Prajogo Pangestu sempat mengalami suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu.

Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Suryandi menilai, pergerakan harga saham yang tidak wajar berkaitan dengan dinamika pasar. Dia mengatakan, pergerakan harga saham juga tergantung bagaimana investor melihat bisnis yang dijalankan oleh TPIA.

“Berkaitan dengan pergerakan harga saham yang dinilai tidak wajar kami melihatnya ini berkaitan dengan dinamika pasar bagaimana mereka melihat pengembangan bisnis dari perusahaan, dan juga berapa jumlah saham yang beredar di masyarakat,” jelas Suryadi dalam Public Expose, Rabu (10/11/2024).

“Ini kami lebih melihat pergerakan harga saham karena dinamika pasar. Kita menyadari bahwa di penghujung tahun lalu saham TPIA sempat di-suspend tapi setelah Natal, bisa diperdagangkan lagi,” tambah Suyadi.

Dalam sepekan terakhir harga saham TPIA mengalami penurunan 32,2 persen.

Pada sesi pertama perdagangan hari ini saham milik Prajogo Pangestu itu bergerak fluktuatif dan ditutup stabil di level Rp 4.000 per saham.

Tahun ini TPIA menganggarkan belanja modal atau Capex sebesar 400 juta dollar AS. Adapun 300 juta dollar AS dari belanja modal itu akan digunakan untuk Pembangunan pabrik tersebut akan dilakukan selama 2 tahun ke depan.


"Capex tahun 2024 kami menganggarkan 400 juta dollar AS. Di mana 300 juta doar AS akan digunakan untuk membangun CA-EDC yang memakan waktu 26-28 bulan penyelesaian,” ujar Suryandi.

Dia mengatakan saat proyek tersebut sudah selesai, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada margin TPIA.

Suryadi mengungkapkan anak usaha TPIA, yakni PT Chandra Asri Alkali (CAA) sudah menandatangani Perjanjian Lisensi, Rekayasa Dasar dan Layanan Teknis dengan perusahaan teknologi vinil asal Amerika Serikat untuk membangun pabrik ethylene dichloride (EDC).

Dia bilang, pengembangan pabrik CA-EDC nantinya akan terintegrasi dan berskala dunia. Lewat pabrik CA-EDC, TPIA akan menghadirkan kaustik soda basah yang akan digunakan oleh Inalum sebagai bahan baku dalam proses produksi aluminium di smelter, serta sebagai komponen battery pack untuk EV.

Director of Legal, External Affairs and Circular Economy Chandra Asri Edi Rivai menambahkan, pembangunan CA-EDC diharapkan akan memberikan peluang pendapatan baru yang nantinya diharapkan akan mendorong industri EV di RI.

"Lewat investasi tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan kimia dan juga dapat memenuhi kebutuhan nasional hingga infrastruktur," tegas Edi.

https://money.kompas.com/read/2024/01/11/142200626/harga-saham-bergerak-tidak-wajar-ini-penjelasan-tpia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke