Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER MONEY] Jepang Resesi | Respons Hasil "Quick Count", Pengusaha: Pilpres 1 Putaran Akan Beri Kepastian

1. Ekonomi Jepang Masuk Jurang Resesi

Ekonomi Jepang masuk ke dalam resesi teknis. Data pemerintah Jepang menunjukkan, perekonomian Negeri Sakura tersebut mengalami kontraksi tak terduga pada periode Oktober-Desember 2023.

Hal tersebut terjadi lantaran inflasi yang tinggi menghambat permintaan domestik dan konsumsi swasta. Sedikit catatan, Jepang merupakan negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia saat ini.

Resesi teknis terjadi karena Jepang telah mencatat penurunan berturut-turut pada produk domestik bruto (PDB) secara kuartalan yang kedua. Dengan begitu, Jepang dinyatakan terjerumus ke dalam resesi teknis.

Hal ini akan mempersulit tuntutan normalisasi suku bunga bagi Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda dan dukungan kebijakan fiskal bagi Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Selengkapnya klik di sini.

2. Jepang Resesi, Jerman Jadi Ekonomi Terbesar Ketiga di Dunia

Jepang secara tak terduga jatuh ke jurang resesi setelah pertumbuhan ekonominya menyusut selama dua kuartal berturut-turut. Kondisi ini membuat Jepang harus menyerahkan posisi negara ekonomi terbesar ketiga di dunia ke Jerman.

Dikutip dari BBC, Kamis (15/2/2024), produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Jepang mengalami kontraksi yang lebih buruk dari perkiraan sebesar 0,4 persen dalam tiga bulan terakhir tahun 2023, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi setelah pertumbuhan ekonomi Jepang menyusut sebesar 3,3 persen pada kuartal sebelumnya.

Data-data ekonomi dari Kantor Kabinet Jepang juga menunjukkan bahwa akibat Jepang resesi, Negeri Sakura tersebut mungkin juga telah kehilangan posisinya sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia yang digantikan oleh Jerman.

Para ekonom memperkirakan data baru menunjukkan bahwa PDB Jepang tumbuh lebih dari 1 persen pada kuartal keempat tahun lalu.

Selengkapnya klik di sini.

3. Susul Jepang, Inggris Masuk ke Jurang Resesi

Ekonomi Inggris masuk ke jurang resesi, menurut data resmi yang dirilis pada Kamis (15/2/2024). Data ekonomi Inggris ini dirilis hanya beberapa bulan menjelang pemilihan umum, sehingga menggagalkan janji Perdana Menteri Rishi Sunak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dikutip dari CNN, produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Inggris turun 0,3 persen dalam tiga bulan terakhir tahun 2023, menyusul kontraksi 0,1 persen pada periode Juli hingga September, menurut data Kantor Statistik Nasional (ONS).

Resesi umumnya didefinisikan sebagai kontraksi dua kuartal berturut-turut.

“Semua sektor utama melemah pada kuartal ini, dengan manufaktur, konstruksi dan perdagangan grosir menjadi penghambat terbesar pertumbuhan, sebagian diimbangi oleh peningkatan hotel dan penyewaan kendaraan dan mesin,” kata direktur statistik ekonomi ONS Liz McKeown.

“Sepanjang tahun 2023 secara keseluruhan, perekonomian secara umum datar," imbuh McKeown. ONS memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris meningkat sebesar 0,1 persen pada tahun lalu. Ini adalah pertumbuhan terlemah sejak tahun 2009 di tengah krisis keuangan global, jika tahun 2020, yang terkena dampak pandemi, tidak dimasukkan dalam perhitungan.

Selengkapnya klik di sini.

4. Prabowo-Gibran Unggul di "Quick Count", Pengusaha: Satu Putaran Akan Berikan Kepastian...

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani merespons hitung cepat atau quick count sementara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang diumumkan sejumlah lembaga survei.

Shinta mengatakan, saat ini pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari dua paslon lainnya di sejumlah lembaga survei.

Ia berpendapat, apabila hasil quick count tak jauh berbeda dengan rekapitulasi suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), kemungkinan Pilpres akan berlangsung satu putaran saja.

"Jika hasil rekapitulasi suara resmi dari KPU yang berlangsung 15 Februari - 20 Maret nanti tidak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat, artinya pemilu akan berlangsung 1 putaran," kata Shinta saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Shinta mengatakan, pilpres yang berlangsung satu putaran akan memberikan kepastian sehingga berdampak positif terhadap stabilitas politik, kepastian hukum, dan arah ekonomi. "Ini tentunya akan berpengaruh positif pada stabilitas politik, kepastian hukum, kepastian arah ekonomi yang ditunjang besar oleh certainty (kepastian) siapa pemimpin bangsa," ujarnya.

Selengkapnya klik di sini. 

5. Beras Langka dan Mahal, Ini Aneka Macam Alasan Pemerintah

Beras premium langka di sejumlah toko ritel modern bahkan pedagang pasar ikut menjerit lantaran harga beras terus meroket. Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) pertama kali bersuara terkait stok beras di sejumlah ritel menipis.

Menurut Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey kelangkaan beras terjadi lantaran sebagian pengusaha ritel yang memilih untuk berhenti memesan beras dari produsen beras, sebab, harga beras yang semakin tinggi jauh di atas harga eceren tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Biang kerok kondisi perberasan dalam negeri tersebut langsung direspons pemerintah pusat dengan berbagai penjelasan dan upaya mengatasinya.

Berikut ini biang kerok beras langka dan mahal versi pemerintah: Masa panen mundur Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, kelangkaan beras disebabkan salah satunya oleh masa panen beras di dalam negeri yang lambat. Karenanya, kata dia, pemerintah harus memasok beras impor ke pasaran agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Selengkapnya klik di sini.

https://money.kompas.com/read/2024/02/16/050000726/-populer-money-jepang-resesi-respons-hasil-quick-count-pengusaha--pilpres-1

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke