Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mewaspadai 6 Dampak Buruk Gejala Jurang Kepemimpinan (Bagian I)

Kenyataannya bisa dipastikan sebagian besar korporasi, organisasi, dan birokrasi di dalamnya hidup tiga generasi sekaligus, mereka adalah Generasi X, Generasi Y, dan Generasi Z.

Berdasarkan telaah referensi ilmiah terkini diperkuat dengan kajian empiris dan pengalaman praktis penulis, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami kepada semua generasi tersebut, kita mengategorikan Generasi X dan Generasi Y sebagai Generasi Kolonial, sedangkan Generasi Z kita sebut sebagai Generasi Millennial.

Jadi untuk selanjutnya penulis akan menggunakan istilah tersebut di artikel ini guna memudahkan pemahaman kita.

Beberapa data menunjukkan setidaknya populasi Generasi Millennial telah mencapai 60 persen dalam korporasi, organisasi bahkan di birokrasi.

Pada 2025 diperkirakan jumlah mereka akan mencapai 75 persen, bahkan bisa lebih besar. Inilah satu dari sekian sebab dan pangkal terjadinya gejala jurang kepemimpinan atau leadership gap syndrome disingkat LGS.

Secara ilmiah tiga generasi tersebut memiliki pola pikir atau mind set berbeda, pola mental atau sikap berbeda, dan cara merespons situasi atau perilaku yang sangat berbeda pula.

Sayangnya perbedaan ini belum dipahami oleh kedua pihak, yaitu pemimpin dan karyawan yang dipimpin.

Terhadap esensi dan fungsi kepemimpinan tidak ada yang berubah signifkan. Namun yang pasti berubah adalah bagaimana Anda sebagai leader dan manager mampu men-deliver kepemimpinan yang relevan atau cocok untuk Generasi Millennial yang jumlahnya semakin meningkat.

Mereka akan meneruskan tampuk kepemimpinan pada masa depan yang keadaan dan tantangannya sangat berbeda dengan situasi saat ini.

Sebagai pengantar kajian, kami sajikan pada edisi pertama ini, bukti nyata inspiratif yang bisa menjadi penguat betapa leadership gap syndrome telah terjadi dan berdampak buruk terhadap produktifitas kepemimpinan dan pencapaian bisnis!

Berikut adalah enam dampak buruk gejala jurang kepemimpinan yang perlu diwaspadai karena masih jarang dipahami oleh para pemimpin bisnis dan perusahaan:

Pertama, semangat kerja karyawan yang rendah. Leadership gap syndrome seringkali menyebabkan runtuhnya semangat kerja para karyawan dari Generasi Millennial.

Ketika pemimpin gagal memberikan inspirasi, gagap dalam berkomunikasi secara produktif, atau “gabut” dalam memberikan arahan yang jelas, karyawan sangat mungkin menjadi tidak mau terlibat dalam proses kerja, kehilangan motivasi untuk berkontribusi, dan tidak bahagia dengan situasi di mana dia dipimpin dengan cara Kolonial.

Kedua, berkaitan dengan dampak pertama, yaitu produktifitas karyawan yang berkurang secara drastis.

Leadership gap syndrome akan menjebak pemimpin. Dia mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan dan memberikan tujuan, arahan, atau sumber daya yang cocok dengan gaya Generasi Millennial, sehingga menyebabkan kebingungan dan inefisiensi proses kerja dan proses bisnis.

Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktifitas karyawan dan menghambat pencapaian tujuan bisnis dan organisasi secara keseluruhan.

Ketiga, komunikasi yang buruk. Leadership gap syndrome dari pimpinan yang belum insyaf dan tidak mau bertobat dari kekhilafannya ini dapat menimbulkan kesalahpahaman, rumor, dan kurangnya keselarasan dalam organisasi.

Keadaan ini jika terus dibiarkan terjadi, maka akan menyebabkan kebingungan, memicu kecemasan, dan penurunan kolaborasi antaranggota tim, terutama mereka dari kalangan Millennial.

Dengan pola komunikasi yang “nggak nyambung” tentu membuat tim yang dipimpin merasa tidak nyaman.

Keempat, bertahan untuk tidak berubah atau quiet quitting. Gejala jurang kepimimpinan sering kali berkontribusi pada kurangnya kepercayaan, bahkan hingga pada kondisi hilangnya kepercayaan atau trust antara atasan dan karyawan di dalam organisasi.

Ketidakpercayaan ini dapat mengakibatkan penolakan terhadap kepemimpinan juga semua inisiatif perubahan dan pengembangan bisnis yang disampaikan oleh pemimpin.

Situasi ini menghambat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi atau gagap dalam berinovasi terhadap tren perubahan selera pasar, sehingga perusahaan mengalami tantangan besar agar tetap relevan dengan terus kompetitif.

Kelima, stagnasi dan kurangnya inovasi. Sebagaimana dijelaskan pada dampak keempat, jelas leadership gap syndrome memicu stagnasi inovasi dan kreatitiftas.

Tanpa kepemimpinan relevan dan produktif yang mendorong budaya inovasi, perusahaan pasti kesulitan beradaptasi dengan teknologi baru untuk merespons dengan cepat permintaan pasar yang terus dinamis.

Hal ini dapat menyebabkan degradasi dan hilangnya daya saing perusahaan dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus nyata, bahkan bisa terjadi dalam jangka waktu yang sangat cepat dan tidak terduga.

Keenam, meningkatnya turnover atau keluarnya karyawan bertalenta dengan frekuensi tinggi dan jumlah yang sangat besar. Di saat sama perusahaan mengalami kesulitan dalam merekrut talenta berkualitas tinggi.

Faktanya banyak ditemukan perusahaan dengan leadership gap syndrome pada stadium yang sudah sangat kronis, akan mengalami kesulitan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik mereka.

Secara ilmiah individu atau karyawan yang berkinerja tinggi atau mereka yang masuk ke dalam kategori karyawan star performer sering kali mencari organisasi dengan kepemimpinan yang kuat dan cocok atau selaras dengan aspirasi dan gaya kerja mereka.

Tentunya dengan budaya kerja dengan vibes yang produktif dan flexible jauh dari kesan pemimpin toxic!

Dengan mempertimbangkan enam dampak buruk dari gejala jurang kepemimpinan, tentunya Anda sebagai pemimpin perlu terus waspada dan mawas diri, untuk konsisten mengembangkan kemampuan kepemimpinan dengan berani keluar dari zona nyaman gaya kepemimpinan saat ini.

Anda perlu segera melakukan perubahan gaya kepemimpinan yang relevan atau cocok dengan sebagian besar tim yang Anda pimpin dari Generasi Millennial.

Pada edisi kedua akan kita identifikasi dan bahas beberapa gejala khas leadership gap syndrome.

Selamat memimpin dan berkembang bersama Generasi Millennial! Salam sukses selalu untuk kita semua!

https://money.kompas.com/read/2024/02/28/094254026/mewaspadai-6-dampak-buruk-gejala-jurang-kepemimpinan-bagian-i

Terkini Lainnya

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke