Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasir Abbas: Saya Pernah Kasih Uang ke Dujana

Kompas.com - 21/01/2008, 15:55 WIB

JAKARTA, SENIN - Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abbas mengakui dirinya pernah memberikan uang infak kepada Abu Dujana, dalam beberapa kali rapat yang berlangsung di Tawangmangu, Jawa Tengah dan Puncak, Jawa Barat. Namun, ia tak merinci kapan pemberian uang tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Nasir Abbas yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus terorisme dengan terdakwa Abu Dujana di PN Jakarta Selatan, Senin (21/1). "Kalau terdakwa (Abu Dujana-red) pernah menerima uang iya. Yaitu uang infak pribadi saya, yang merupakan kewajiban bagi seluruh anggota JI. Tapi saya tidak tahu, dia menerimanya sebagai apa, apakah sebagai bendahara atau sekretaris. Besarnya di bawah Rp 1 juta," kata Nasir.

Ditegaskan Nasir, ia sama sekali tidak mengetahui apa jabatan Dujana dalam struktur organisasi JI. Warga Negara Malaysia ini mengatakan, yang ia ketahui Dujana selalu mempunyai tugas mencatat dalam setiap rapat yang dilakukan. "Saya juga tidak tahu apakah dia pernah menjalani bai'at seperti saya. Secara kegiatan, dia adalah anggota JI, tapi sekali lagi, saya tidak pernah lihat secara nyata dia di bai'at," lanjut pria berkacamata ini.

Nasir mengatakan, pertemuannya pertama kali dengan Dujana pertama terjadi di Afghanistan, saat keduanya menjalani pendidikan militer di Kamp Saddah, milik mujahidin Afghanistan di Perbatasan Pakistan.

Mengenai berbagai tindak kekerasan dan terorisme yang dilakukan para Anggota JI di berbagai tempat di Indonesia, Nasir mengungkapkan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut bertentangan dengan JI yang awalnya merupakan organisasi berbasis sosial keagamaan. "Saya pernah protes terhadap orang-orang yang tidak loyal dengan JI. Mengapa jihad harus dengan kekerasan? Terdakwa juga salah satu orang yang memprotes aksi kekerasan itu. Seharusnya kami melakukan dakwah."

Orang-orang yang tidak loyal, menurut Nasir adalah Noordin M Top, Hambali, Mukhlas, Hasanuddin, Ali Imron dan Imam Samudera. Nasir Abbas telah keluar dari keanggotaan JI karena mengaku tidak puas hati dengan orang-orang yang tidak loyal tersebut. Ia sendiri pernah dijatuhi hukuman 10 bulan penjara karena didakwa terlibat dalam aksi mutilasi terhadap 3 siswi SMU di Poso, Sulawesi Tengah. Nasir Abbas pernah menjalani pendidikan militer di Afghanistan, satu angkatan dengan Amir JI, Zarkasih alias Mbah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com