Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Hidupkan Ekonomi dengan Perekonomian Dalam Negeri

Kompas.com - 17/02/2009, 19:19 WIB

Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto

LAMONGAN, SELASA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meresmikan 100.000 unit rumah sederhana sehat di Perumahan Graha Indah Lamongan, Selasa (17/2), menyampaikan, satu cara agar ekonomi Indonesia masih bisa betahan di tengah resesi global adalah dengan menghidupkan perekonomian dalam negeri.

Dengan lesunya pasar ekspor, selain mengalihkan orientasi produk dan tujuan ekspor juga mengutamakan pasar dalam negeri. 

Menurut Presiden, dalam keadaan ekonomi dunia yang sedang resesi global, semua ekspor turun. Hal ini terjadi karena negara tujuan ekspor seperti Amerika dan Eropa sedang lesu.

Negara-negara yang bergantung pada ekspor gulung tikar. Sementara Indonesia, tidak terlalu tergantung ekspor, ekonomi Indonesia banyak menggunakan pasar dalam negeri sehingga masih bisa bertahan.  

"Indonesia meski juga kena dampak resesi ini, tetapi kita masih bisa mempertahankan pada tingkat tertentu. Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, tahun 2008 sementara negara lain jatuh hingga minus, kita memang turun 0,2 persen menjadi 6,1 persen. Mudah-mudahan pada tahun ini kita masih bisa kelola agar kalaupun terjadi penurunan tidak akan terlalu tajam," kata Presiden.

Jika ekonomi dalam negeri terus dihidupkan, termasuk jika Real Estat Indonesia (REI) terus membangun rumah, maka usaha hilir akan tumbuh. Dalam segi bisnis usaha, semen, paku, pasir, dan sebagainya akan turut tumbuh.

"Jika perekonomian dalam negeri ini dihidupkan meski dunia sedang sakit, tidak perlu takut menghadapinya. Dengan kerja keras, inovatif, jangan terlalu banyak bicara dan usir ke laut itu korupsi, kita pasti bisa melewatinya," kata Presiden.

Presiden juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur, termasuk di sepanjang Sungai Bengawan Solo, seperti pembuatan tanggul dan pembangunan bendung gerak Kuro Barrage. Agar tidak selalu banjir, Bengawan Solo memerlukan tempat penampung air yang besar, yang bisa dimanfaatkan untuk sawah.

Menurut Presiden, pembangunan Kuro Barage mungkin mengalami keterlambatan satu atau dua tahun. "Silakan Bupati Lamongan dan Gresik bicarakan soal itu dengan Gubernur bersama menteri Pekerjaan Umum dan laporkan pada saya solusi yang terbaik tentang pembangu nan ini," kata Presiden.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com