Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengkulu Pun "Ketiban" Uang Palsu

Kompas.com - 16/03/2009, 18:00 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Meski nilainya tergolong kecil senilai Rp 800 ribu, peredaran uang yang dicurigai palsu kembali terjadi di Bengkulu tepatnya di Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah.
   
"Nilainya memang kecil Rp 800 ribu tapi ini tetap masalah dan kita harapkan masyarakat langsung menyerahkan uang yang dicurigai palsu itu ke Bank Indonesia," kata Deputi Pemimpin Bank Indonesia Bidang Sistem Pembayaran Manajemen Internal dan Perbankan Ahmad Bunyamin, di Bengkulu, Senin (16/3). 
   
Hal tersebut karena hanya BI satu-satunya institusi yang berhak menyatakan uang palsu (upal) atau sebaliknya. "Sebaiknya kita pastikan dulu apakah benar palsu atau tidak dan harapan kita pihak kepolisian segera mengusut ini," katanya.
   
Ahmad mengatakan kasus peredaran upal di Bengkulu tergolong rendah dan sebagian besar terjadi di bagian Selatan Bengkulu seperti baru-baru ini ditemukan lokasi pemalsuan uang di Kabupaten Seluma meskipun hanya dalam skala kecil. "Kalau arah utara sangat jarang, dan kalau ini benar-benar upal, ini kasus baru untuk Bengkulu bagian Utara," terangnya.
   
Data yang ada di BI, selama Januari dan Februari 2009, ditemukan upal sebesar Rp 720 ribu dengan rincian uang kertas dengan nilai Rp 100 ribu sebanyak tiga lembar, nilai Rp 50 ribu delapan lembar dan uang kertas Rp 20 ribu sebanyak satu lembar. Upal ini diperoleh dari hasil penukaran masyarakat dan laporan dan bank-bank yang ada di Bengkulu yang diterima dari nasabahnya.
   
Sementara, data pada 2008 menunjukkan terdapat Rp 4,4 juta upal yang diterima dari hasil penukaran dan laporan bank-bank.
   
Rinciannya sebanyak 23 lembar uang kertas Rp 100 ribu, 38 lembar uang kertas pecahan Rp 50 ribu, sembilan lembar pecahan Rp 20 ribu dan dua lembar pecahan Rp 10 ribu.
   
Ia mengatakan, cara mudah mengenali tanda uang kertas rupiah asli antara lain adanya tanda air pada kertas uang berupa gambar yang dapat dilihat bila diterawangkan ke cahaya. Terdapat benang pengaman yang ditanam di tengah ketebalan kertas sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas kebawah.
   
"Ada cetakan timbul yang terasa apabila diraba dan ada hasil cetak mengkilap yang berubah-ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda,"jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com