Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedapnya Laba Siomay ala Dimsum

Kompas.com - 07/04/2009, 09:58 WIB

Sejak melemparkan pola kemitraan, kini jumlah Soumay Echo telah berkembang menjadi 18 gerai. Mitra Soumay Echo tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang. "Itu semua punya mitra, saya sendiri hanya mengelola satu booth," kata Jamilah.

Bagi yang berminat menjadi mitra Soumay Echo, Jamilah mensyaratkan biayainvestasi sebesar Rp 5,5 juta. Dari dana itu, sebesar Rp 5 juta untuk booth Soumay Echo, klakat (waduh pembungkus siomay berbahan bambu), kompor, wajan, seragam karyawan, dan sebagainya. Sedangkan yang Rp 500.000 sisanya digunakan untuk bahan baku awal. "Intinya dengan investasi sebesar itu, mitra bisa langsung berjualan," ujar Jamilah.

Minim pengalaman? Jangan khawatir, biaya investasi awal itu sudah termasuk pelatihan karyawan dan alat promosi bagi sang mitra.

Oh ya, kebanyakan kemitraan lain menawarkan paket kerjasama selama lima tahun. namun Soumay Echo terbilang unik, sebab duit yang dibayarkan mitra sebesar Rp 5,5 juta di awal tadi sudah termasuk biaya kerjasama yang berlaku seumur hidup.

Soal lokasi usaha, Jamilah punya kriteria tertentu. Sebelum mengajukan diri menjadi mitra, Anda harus terlebih dahulu mengajukan lokasi usaha. Tentu saja lokasinya tidak bisa sembarangan. "Pastinya harus berdekatan dengan pusat keramaian, seperti pusat perbelanjaan," ujar Jamilah.

Omzetnya Rp 20 juta

Setelah menjadi mitra, tentunya ada kewajiban yang harus Anda penuhi. Salah satunya adalah kewajiban untuk membeli semua bahan baku soumay, termasuk kecap, dan bumbu kacang soumay.

Untuk kecap ukuran 650 ml, misalnya, Jamilah membanderolnya dengan harga Rp 12.500. "Karena kami punya standar khusus kecap. Selain itu kami memproduksi sendiri kecap yang digunakan mitra," ungkapnya.

Yang asyik, marjin dari usaha ini ternyata sangat tebal dan legit. Jamilah mengungkapkan, selisih antara harga beli bahan bakunya bisa mencapai 100 persen.  Sekadar contoh, jika mitra membeli satu siomay dengan harga Rp 1.350, nantinya dia bisa menjualnya kembali dengan harga Rp 2.500 sampai Rp 3.000, tergantung lokasi usahanya.

Bagaimana dengan balik modalnya? Jika si mitra bis mencapai target penjualan sebesar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per bulan, dia bisa balik modal dalam waktu 4 bulan hingga 5 bulan. Tentu, jika penjualan si mitra lebih dari itu, pasti dia bisa balik modal lebih cepat lagi.

Seperti yang dialami Efrani. Setiap bulannya, Efrani yang memejeng boothnya di area foodcourt mengaku bisa meraup omzet sebesar Rp 20 juta.

Dari omzet itu, Efrani bisa mendapat keuntungan bersih Rp 10 juta. Itu setelah dipotong sewa tempat Rp 3 juta per bulan, dan pengeluaran rutin seperti bahan baku, gaji dua karyawan, dan lainnya. "Saya bisa dapat omzet segitu, karena juga menerima pesanan untuk acara seperti ulang tahun dan lainnya," ujarnya. (Dessy Rosalina/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com