Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau IPO, Garuda Harus Tuntaskan Restrukturisasi Utang

Kompas.com - 12/04/2009, 18:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Kementerian Negara BUMN mendorong PT Garuda Indonesia menuntaskan restrukturisasi utang sebelum semester I 2009 agar bisa mencatatkan saham perdana (IPO) di bursa saham.

"Restrukturisasi utang syarat utama yang harus dituntaskan terlebih dulu sebelum IPO," kata Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, di Jakarta, Minggu (12/4).

Said menjelaskan, restrukturisasi utang Garuda menjadi hal utama yang harus diselesaikan sejalan dengan retrukturisasi korporasi. Ia tidak merinci total kewajiban Garuda baik kepada pihak lokal seperti Bank Mandiri, Angkasa Pura I, II, dan utang kepada pihak asing European Credit Agency (ECA), dan kredit dari Singapura.

Menurut catatan, utang Garuda antara lain kepada Mandiri sekitar 100 juta dolar AS, sedangkan sisa kewajiban kepada ECA sekitar 400 juta dolar AS.

Said Didu optimis restrukturisasi utang Garuda dapat dituntaskan sesuai dengan kesepakatan dengan para kreditor.

Ia berpendapat, penyelesaian utang dapat menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih tinggi ketika masuk pasar saham. "Mekanisme pembayaran utang hampir setiap pekan dibahas. Perusahaan harus dipercantik terlebih dahulu kemudian IPO," katanya.

Sejalan dengan restruktursiasi utang diutarakan Said, perusahaan penerbangan pelat merah ini juga sedang gencar melakukan restrukturisasi korporasi. "Masalah pembenahan di korporasi sudah ada kemajuan, tercermin dari arus kas perusahaan yang sudah mulai positif," ujarnya.

Selain itu, perseroan juga berhasil membuat sejumlah anak perusahaan lebih independen seperti Citilink, dan Garuda Maintenance Facility (GMF).

Ia menambahkan, restukturisasi korporasi sudah hampir selesai, tinggal penyelesaian utangnya. Meski begitu untuk bisa IPO tidak saja masalah restruktursiasi utang dan restukturisasi korporasi, tetapi juga tergantung pasar saham. "Kalaupun semua sudah rampung (restrukturisasi utang dan koprorasi), tetapi bursa saham berada dalam kondisi yang buruk maka IPO tidak mungkin direalisasikan. Jadi tergantung juga pada kondisi pasar," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com