KOMPAS.com — Pada kuartal ke-2 tahun ini, indeks saham global, khususnya Asia, mengalami pemulihan yang luar biasa cepatnya. Kita ambil contoh misalnya, indeks saham Nikkei 225 yang sempat jatuh ke level terendahnya di 6.994,9 pada bulan November 2008, kini sudah mendekati level 10.000 pada bulan Juli ini. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia telah mencapai level di atas 2.000 pada bulan Juli ini, setelah sebelumnya pernah merosot ke level 1.089,34 pada November 2008 saat resesi parah menghantam ekonomi global.
Pasar saham Asia sudah berada dalam proses pemulihan, termasuk bursa saham Indonesia. Namun, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemulihan pada IHSG akan terjadi dengan pola V atau W?
Pola V berarti pergerakan indeks membentuk huruf V dan pola W berarti pergerakan indeks membentuk huruf W. Sebelum dijelaskan lebih lanjut mengenai pola pergerakan ini, ada baiknya kita lihat dulu bagaimana kondisi ekonomi di Asia termasuk dalam negeri yang akan menjadi acuan pola apa yang akan dibentuk oleh IHSG.
IHSG saat ini lebih banyak bergantung pada kondisi bursa global, terutama bursa saham Asia. Hal ini wajar saja karena sentimen pelaku pasar memang cenderung fokus pada proses pemulihan. Berdasarkan fundamental ekonomi, proses pemulihan belumlah sesuai yang diharapkan.
Masih saja ada sektor-sektor tertentu yang mengalami masalah cukup serius, seperti tingkat pengangguran, misalnya. Jepang melaporkan tingkat pengangguran di angka tingginya dalam 5 tahun, tetapi menunjukkan sinyal positif pada fundamental ekonomi lain, seperti sektor manufaktur dan belanja rumah tanggal.
Di dalam negeri sendiri, Bank Indonesia diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga terkait penurunan inflasi. Penurunan suku bunga akan menjadi berita positif bagi bursa saham. Juga pemilu presiden, sejauh ini pasar melihat potensi besar terpilihnya kembali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan melanjutkan kebijakan pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, ekspor Indonesia masih minus 32 persen dan pertumbuhan PDB untuk kuartal I 2009 yaitu 4,4 persen masih di bawah pertumbuhan PDB untuk kuartal IV 2009 yang 5,2 persen.
Bila kita merujuk pada pola V berarti posisi indeks saham diproyeksikan akan terus melaju tanpa disertai oleh koreksi yang berarti hingga naik ke level sebelum terjadi penurunan besar yaitu level sekitar kuartal II 2008. Asumsi ini dapat terjadi bila indikator ekonomi yang menjadi fundamental pergerakan indeks saham yang akan dirilis bulan-bulan mendatang terus pulih atau bertumbuh. Mengingat perkembangan ekonomi saat ini, hal tersebut mungkin saja terjadi.
Kemudian, bila kita mengacu pada pola W, berarti kita akan melihat indeks akan terkoreksi cukup tajam sebelum indeks naik kembali mendekati posisi sebelum resesi terjadi. IHSG bila mengacu pada pola W, kemungkinan indeks akan terkoreksi setelah menyentuh level mendekati 2.200 dengan menggunakan Fibonacci retracement (indikator yang digunakan untuk melihat titik koreksi suatu pergerakan harga) dan koreksinya kemungkinan hingga di bawah level 1.600 sebelum akhirnya pulih kembali mencapai level 2.800.
Berdasarkan data fundamental ekonomi yang masih beragam dengan indikator negatif yang masih besar, pergerakan pulihnya IHSG kemungkinan dapat terjadi dengan pola W.
Menarik untuk dicermati, perkembangan IHSG pada bulan-bulan mendatang. Pola V ataukah pola W yang terjadi?
(AT/Senior Research Analyst PT. Monex Investindo Futures)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.