Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sepelekan Koro Pedang!

Kompas.com - 25/07/2009, 20:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Koro pedang, tanaman kacang-kacangan yang turun temurun telah dibudidayakan di Indonesia, dinilai mampu menggantikan kedelai yang saat ini sebagian besar masih diimpor.  

Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Sabtu (25/7), mengatakan, dengan kandungan protein mencapai 27,4 persen, koro pedang dapat diolah menjadi tahu, tempe, maupun pakan ternak serta makanan ringan yang selama ini sangat bergantung pada kedelai.

"Pengembangan koro pedang mempunyai peluang cukup besar untuk mengatasi keresahan perajin tahu, tempe dan pakan ternak akibat kekurangan kedelai," katanya.

Tanpa menyebut nilainya, Mentan mengatakan bahwa devisa yang dikeluarkan untuk impor kedelai selama ini begitu tinggi. Karena itu, jika koro pedang semakin berkembang dibudidayakan petani maka ke depan mampu menggantikan kedelai yang sebagian besar masih didatangkan dari luar.

Dengan demikian, tambahnya, akan menghemat devisa negara yang dipergunakan untuk mengimpor komoditas tersebut.

Mentan juga mengungkapkan hal itu sehari sebelum melakukan pencanangan penanaman koro pedang di Jawa Barat yang berlokasi di Desa Pesawahan, Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur, Minggu (26/7) besok.

Menurut Anton, tanaman koro pedang sudah dibudidayakn di Lampung, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Untuk Jawa Barat bahkan sudah direncanakan seluas 5000 hektar pada musim tanam 2009/2010. Tersebar di Kabupaten Cianjur, Ciamis, Subang, Sumedang, Bandung, Bandung Barat, Majalengka, Sukabumi, Garut, Indramayu. Masing-masing 500 ha, sedangkan khusus Cianjur 600 ha.

Pasar ekspor juga

Agribisnis koro pedang, lanjutnya, memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan karena tanaman tersebut mudah dibudidayakan dan ditumpangsarikan dengan ubi kayu, jagung, sengon, kopi, coklat, dan lain-lain. Peluang pasar yang menjanjikan antara lain permintaan dari Korea, Jepang, dan Amerika Serikat.

Tanaman ini toleran terhadap lahan kering masam, mampu tumbuh di segala jenis tanah, bahkan di tanah marjinal sekali pun. Tanaman ini juga menghasilkan pupuk hijau sebanyak 40-50 ton/ha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com