Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Persaudaraan dalam Menginang

Kompas.com - 28/07/2009, 15:07 WIB

KOMPAS.com — Sore yang cerah. Sekelompok laki-laki, yang berkumpul dan duduk-duduk di halaman rumah Benyamin Bana (32), berbincang santai. Obrolan-obrolan mereka, sesekali diselingi tawa, menyisakan pemandangan deretan gigi berwarna putih semburat kemerahan.

Mulut mereka tak henti-hentinya mengunyah, dan ketika apa yang diunyah itu sudah cukup dan habis, lantas diludahkan ke tanah. Cuh... cuh... cuh.... Habis meludah, mereka mengunyah, begitu seterusnya, menyisakan bercak-bercak berwarna merah di tanah. Hm, sepertinya enak, apa yang mereka masukkan ke dalam mulut.

"Ah, ini kami sebut pua, artinya pinang, menginang. Ini penting bagi kami, orang Timor," begitu kata Benyamin. Lelaki ini adalah Bapak Desa (sebutan bagi kepala desa) di Desa Suni, Kecamatan Noebana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur.

Menginang, bagi masyarakat NTT, terutama di pelosok desa seperti di Suni—yang terletak 200 km timur Kota Kupang ini—adalah ritual harian. Sudah menjadi kebutuhan, malah, karena mereka suka menginang. Mereka bisa menginang sampai 10 kali sehari.

Setiap berangkat ke kebun, atau bepergian, peralatan menginang tak ketinggalan dibawa. Pinang, sirih, kapur, dan tembakau, dimasukkan rapi ke wadah anyaman bambu berbentuk tabung. Karena kaum perempuan lebih jarang menginang, wadah yang dibawa lebih kecil. Namun perlu dicatat, bagi kaum perempuan pedesaan NTT, menginang juga bukan berarti larangan untuk memakai lipstik.

Bibir-bibir yang berwarna merah menjadi bukti bahwa aktivitas menginang sudah mendarah daging. Begitu anak laki-laki berumur 17 tahun, maka wajib pua. Kemudian, bagi anak perempuan, hukumnya tidak begitu wajib alias menginang hanya jika ingin. Masyarakat tak perlu membeli bahan-bahan karena sirih, pinang, kapur, dan tembakau ditanam sendiri. Maklum, pekerjaan mereka biasanya bercocok tanam.

Kalau baru pertama pua, rasanya tak karuan. Ada pula yang sampai mabuk karena tak tahan mengunyah tembakaunya. Tetapi, kalau sudah biasa menginang, pasti ketagihan. Badan enggak semangat dan mulut terasa mati gaya jika bangun tidur tak menginang.

Dari sisi manfaat kesehatan, masyarakat percaya bahwa pinang dan sirih bagus untuk membunuh kuman di gigi dan mulut. Kapur untuk kekuatan gigi, sedangkan tembakau berkhasiat untuk kesehatan mata. Semakin banyak menginang, maka semakin baik.

"Buktinya gigi saya masih utuh dan kuat untuk makan apa saja. Belum ada yang tanggal," ujar Benyamin memamerkan giginya. Ia lalu menambahkan, "Warga saya juga enggak ada yang berkacamata. Tak perlu kacamata karena pandangan mata masih awas."

Namun menariknya, bagi masyarakat NTT, terutama pedesaan, menginang bukan sekadar camilan yang bertautan dengan manfaat kesehatan. Makna pua lebih dari itu. Menginang menjadi syarat pertama melakukan sesuatu atau menjalankan ritual. Menginang bersama berarti pula merasa sebagai saudara.

Bertamu ke tetangga, pua disajikan. Mau minta tolong sama teman, sirih pinang dihunjukkan dulu. Acara kumpul-kumpul, sajian wajibnya adalah pua. Pua pun masuk daftar pertama perlengkapan syarat melamar. Tiap pagi, istri menyajikan pua ke suami sebagai camilan menemani teh. Cewek-cewek yang lagi naksir cowok boleh memberi pua dalam wadah anyaman bambu sebagai ungkapan cinta.

"Menginang sudah menjadi tradisi, kebutuhan, dan kebanggaan. Dengan menginang, kami melanjutkan tradisi dan memberikannya nanti ke anak-anak kami. Mereka yang akan menginang, menggantikan kami," ujar Habel Bana, tetua adat di Dusun II Suni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com