Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2009, 08:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus membaik. Potensi itu, antara lain, ditunjukkan oleh laju konsumsi domestik dan ekspor pada kuartal III-2009 yang lebih baik daripada perkiraan.

Demikian dikemukakan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution, Senin (3/8) di Jakarta, saat menjelaskan tentang Nota Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010.

Dari berbagai informasi terakhir yang dikumpulkan Bank Indonesia, kata Darmin, menunjukkan bahwa laju ekspansi ekonomi domestik pada kuartal III-2009 berpotensi tumbuh lebih tinggi daripada perkiraan semula.

Kondisi itu terutama didukung konsumsi dan kinerja ekspor yang lebih kuat daripada perkiraan semula. ”Komoditas ekspor yang meningkat terutama CPO, batu bara, dan tembaga,” ujarnya.

Di sisi permintaan domestik, penjualan barang-barang tahan lama dan barang-barang eceran meningkat. Konsumsi yang lebih baik itu selain bersumber dari tabungan masyarakat juga ditopang pembiayaan perbankan.

Namun, lanjut Darmin, karena ini baru tahap awal, belum berdampak pada investasi baru. ”Ini baru tanda-tanda permulaan. Namun, berbagai indikasi dari seluruh kawasan dunia semakin jelas terjadi pemulihan, sebagai implikasinya ada perbaikan permintaan ekspor kita,” ujarnya.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan, pemerintah menyiapkan dana stimulus ekspor yang diharapkan bisa mendongkrak kinerja ekspor yang tahun ini masih minus. Dari stimulus ini juga diharapkan penetrasi ekspor ke pasar-pasar baru lebih terjaga. Namun, hingga kini belum dapat memastikan besaran anggaran yang disiapkan.

Surplus

Terkait neraca pembayaran, Gubernur BI mengatakan, saat ini dalam kondisi surplus yang lebih baik daripada perkiraan. Cadangan devisa kuartal III-2009 mencapai 58,8 miliar dollar AS, cukup untuk 5-7 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri. Cadangan devisa ini mendorong apresiasi nilai tukar rupiah.

Sampai Juli 2009, nilai tukar rupiah terapresiasi 0,4 persen menjadi Rp 10.400 per dollar AS. Pada akhir periode ditutup Rp 9.900 per dollar AS, menguat 2,12 persen dari Juni 2009. Selain itu, di sektor perbankan secara umum juga relatif stabil.

Secara mikro kondisi perbankan dalam kondisi baik. Ini ditunjukkan dengan posisi rasio kecukupan modal 17,3 persen per Mei 2009. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) masih di bawah 5 persen.

Likuiditas perbankan termasuk antarbank membaik. Adapun penurunan suku bunga acuan BI yang sudah 250 basis poin sepanjang 2009 diikuti penurunan suku bunga perbankan.

Sejak kebijakan moneter dilonggarkan, suku bunga deposito mencatat penurunan 190 basis poin, suku bunga kredit baru turun 80 basis poin. Peluang penurunan suku bunga pinjaman mestinya masih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com