Patung Santiago Diresmikan di Pulau Miangas

MANADO, KOMPAS.com — Patung Santiago, yang dibangun TNI Angkatan Darat, diresmikan Panglima Kodam (Pangdam) Wirabuana Mayjen Inf Djoko Susilo di pulau terluar Indonesia, Miangas, Kamis.

"Patung setinggi tujuh meter itu dinilai sebagai supremasi pertahanan bangsa Indonesia di wilayah perbatasan," kata Pangdam.

Didampingi Korem 131 Santiago Kol Istu Hadi, Kapolda Sulut Brigjen Bekto Suprapto, dan Bupati Talaud Elly Lasut, Pangdam mengharapkan patung Santiago juga menjadi panutan bagi jajaran TNI dalam menjalankan tugas kenegaraan.

Pembuatan patung Santiago itu menelan anggaran Rp 1,2 miliar. Patung itu merupakan simbol pahlawan Manganitu (daerah kepulauan Sangihe dan Talaud), yang melawan jajahan Belanda.

Sementara anggaran itu bersumber dari Pemprov Sulut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Talaud dan Mabes TNI, apalagi pembuatan patung tersebut atas ide Panglima TNI.

Patung Santiago dibuat dari perunggu dan dirancang di Muntilan, Provinsi Jawa Tengah, kemudian ada tulisan tentang protokol perjanjian negara RI dan Filipina.

Pembangunan monumen tersebut dilakukan di bawah komando Komandan Detasemen Zeni Tempur IV, pimpinan Mayor M Alfianto.

Sejumlah warga asal Kabupaten Talaud menyambut baik pembangunan patung tersebut, yang menjadi simbol kekuatan TNI di wilayah perbatasan.

"Kehadiran patung tersebut juga harus diperkuat dengan pengamanan secara optimal di wilayah perbatasan, hingga tidak ada gangguan kamtibmas," katanya.