Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Pasar Saham Belum Berakhir?

Kompas.com - 02/09/2009, 13:16 WIB

Memang seperti diakui para ekonom lain, gelembung aset dapat berbalik menjadi bumerang, namun para pelaku pasar biasanya menyadari bahwa asset bubble membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bisa sampai tahunan untuk pecah. Sehingga fokus utama pasar saat ini adalah bagaimana memanfaatkan isu penggelembungan aset ini menjadi peluang, yang terbaik bagi smart investor mungkin akan trading di valas, futures, option, maupun cfd yang lebih likuid agar lebih mudah bagi mereka untuk membuang barang-nya atau keluar posisi tepat waktu disaat bubble itu memanglah terjadi.

Maka berdasarkan asumsi itulah, kita perlu mewaspadai kemungkinan lonjakan pasar di jangka panjang. Setelah pergerakan yang relatif bolak-balik (range-bound) tanpa tren belakangan ini, maka dapat ditarik kesimpulan resiko semakin berkurang dimana resesi global mungkin telah berakhir di kuartal ke-3. Ini menjadi pemicu depresiasi dollar terhadap mata uang dengan yield lebih tinggi, seperti Aussie dan Rupiah.

Ciri-ciri lonjakan ini dapat terlihat secara teknikal bakal terbentuk formasi kondisi overbought yang berkepanjangan, sehingga studi analisis teknikal overbought ini belum tentu dapat diaplikasikan di pasar karena situasi maupun siklus ekonominya sudah sangat berbeda dengan sebelumnya.

Penguatan rupiah melampaui area 10.040 akan menjadi konfirmasi tren bullish kembali, dengan orientasi target 9.800. Harga Minyak juga perlu diwaspadai jika terlampaui area 75,70 dollar AS per barrel bakal mencapai 78,50 dollar AS per barrel, support terkuat minyak di area 65,22 dollar AS per barrel. Emas baru naik 8 persen secara keseluruhan tahun ini, konfirmasi bullish jika tembus diatas level 963 per troy ounce. IHSG sendiri membentuk formasi FLAG pattern yang menunjukkan bakal ada rekor tertinggi terbaru di tahun 2009 ini.  (CK/Senior Research Analyst PT Monex Investindo Futures)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com